Friday, July 1, 2011

Dahaga Asmara

Sebuah cinta yang tak terobati dapat menambah rasa dahaga setiap hati, yah begitulah yang dirasakan Husna. Dia adalah gadis belia yang sedang merasakan indahnya cinta.



Tapi, ini bukanlah sembarang cinta.Karena cinta yang dimiliki Husna bagaikan sebuah kutub bumi,walau berjauhan tapi memiliki daya tarik kuat bahkan melebihi itu.Dahaga asmara yang menggelora ini tak dapat lagi ia sembunyikan,tapi Husna merasa bingung,karena ia semakin terbakar didalam api cinta.



Di sore hari setelah pulang exkul, tak seperti biasanya Latif (teman sekelas Husna) berdiri didepan gerbang pintu sekolah. Tidak lama ia menunggu, seorang gadis anggun parasnya bagaikan mutiara dalam tiram keluar menuju gerbang sekolah. Ia adalah Husna, gadis pujaan hati Latif.



“ Husna, udah selese exkul ya?” tanya Latif



“Udah, kok. Oh ya, udah sore nih, aku pulang dulu ya.” jawab Husna



“Tu..tunggu dulu, soalnya gw mau ngomong sesuatu ama lo.”desak Latif



“Apaan, tif? Kayaknya penting banget?” tanya Husna bingung.



“I..ini, ehmm mending, kita ngomongnya berdua aja dibawah pohon itu.”pinta Latif



“Ha? Ga ah, tar kalo kekasih aku liat, dia bakal cemburu abis, dah aku pulang kerumah duluan ya, kalo yang mau kamu omongin itu penting banget, mending jangan berdua doang ngomongnya,ajakin temenmu biar kekasih aku ga jealous.Maap banget ya,Latif.”jawab Husna seraya keluar gerbang dengan tergesa-gesa.



Hati Latif begitu hancur,ternyata sebelum ia mengungkapkan perasaannya, ia telah didahului seseorang. Sejak kejadian itu, Latif menjadi siswa pendiam dikelasnya dan prestasinya dikelas semakin menurun belakangan ini.Suatu ketika Latif sedang meluapkan seluruh kekecewaannya didalam sebuah buku.



“Cinta itu bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi ia dapat merubah hati yang kelabu menjadi penuh warna.Tapi kini ,hatiku tertusuk oleh sisinya yang lain, sisi itu telah merubah hari-hariku tak berarti lagi.Mengapa ia tak memilihku, padahal aku lebih baik dari orang yang ia cinta.”



Tiba-tiba ia terdiam dan mendengarkan percakapan Husna dan Ira dibelakangnya.



“Husna kenapa sih kamu ga pernah mau pacaran,padahalkan anak usia kayak kita tuh butuh banget, malah itu bukan lagi kebutuhan tapi kewajiban.”tanya Ira



“Aneh,kamu ra.”jawab Husna



“Aneh?Aneh kenapa? Husna, tau ga sih, kamu tuh pinter, baek terus cantik lagi. Coba hati kamu tuh mau dengerin omongan aku, buat pacaran. Pasti deh, cowo mana siiih yang ga mau jadi pacar kamu.”jelas Ira



“Uhm, bagi aku tuh ya, pacaran ga guna, itu malah jadi beban, lagian kalo pacaran dah dianggap sebuah kewajiban, itu mah bukan jalan aku. Aku ga butuh cowo pengecut, yang cuman berani ajak aku jadian terus jadi cewenya. Aku cuman butuh cowo sejati, lagian aku ga mau ada yang cemburu. Dia selalu ngertiin apa aja yang aku butuhin ama yang aku rasain sekarang.Dia itu spesial.”jawab Husna



“Dia? Dia siapa?”tanya Ira bingung.



“Dia itu adalah Allah, sang pemilik cinta. Ia ga pernah rela liat kita kesusahan, Dia selalu bikin aku semangat buat ngelakuin apa-apa. Makanya aku ga mau pacaran, karena takut Dia cemburu ama aku, Dia itu special banget dihatiku,ra.” jawab Husna



Setelah mendengar ucapan mereka, tiba-tiba terlintas didalam benak Latif untuk melanjutkan tulisannya di sebuah buku.



“Mencintai seseorang bukanlah apa-apa.Dicintai oleh orang lain adalah hal spesial. Dicintai orang yang dicinta sangatlah berarti, tapi dicintai oleh Sang Pemilik Cinta adalah segala-galanya.Husna, bidadariku betapa mulianya hatimu. Cintamu pada-Nya bukanlah cinta semu atau mendayu-dayu. Cintamu pada-Nya adalah cinta sejati yang takkan pupus oleh waktu. Aku mau, kau akan menjadi bidadariku di bumi dan di negri yang abadi. Walau hal itu tak mungkin,tapi biarlah waktu berlalu hingga aku sanggup tuk memintamu menjadi bidadariku..Karena,sebelum aku berjuang tuk mendapatkanmu, aku akan berusaha untuk mencintai-Nya terlebih dahulu, kemudian mencintaimu karena-Nya.”



Itulah yang ditulis Latif didalam bukunya dan ia kini mengerti arti cinta sejati sesungguhnya.

No comments:

Post a Comment