Sunday, October 2, 2011

Malaikat Kecilku

Ya Allah, terimakasih Engkau memberikan aku ibu yang amat sempurna..
Ia selalu mengerti apa yang ku rasakan, ia menyokongku dari belakang, ia pemberi semangat yang tak terlupakan, ia beri segalanya untuk diriku, ia begitu sempurna, hingga aku merasa aku tak layak menjadi anaknya..
Saat ini, aku sedang sedih karena aku menyadari kemampuanku. Aku bukan anak yang pintar sekali, yang sekali bertemu angka, langsung dapat memahaminya. Aku bukan pula anak yang langsung tanggap terhadap masalah yang diberikan guru kepadaku. Aku tidak begitu rajin, tulisankupunn tidak rapi. Aku menyadarinya, aku menyadari semua kelemahanku.
Aku berkata “mi, silmy ngerasa minder sama temen silmy.. kenapa silmy gakbisa sehebat dia?” aku menundukkan kepalaku.
Dengan cinta ia mengangkat kepalaku, dan berkata “silmy gausah minder. Silmy jangan kalah sama keadaan. Gak selamanya orang yang pinter banget itu bakal sukses. Banyak contoh orang yang dulunya sangat pintar namun ia tidak bisa memanfaatkan kepintarannya, mengelola kepintarannya dan akhirnya gak sukses. Gak melulu orang pintar yang bisa sukses. Semua orang bisa sil. Asal mau berusaha. Kamu juga, ketika teman kamu punya kelebihan dalam hal menghitung, kamupun juga punya. Kecerdasan sosial, insyaAllah ummi anggep kamu punya. Dan kenapa kamu dipilih jadi koA, ya mungkin salah satunya karena kamu dinilai memiliki kecerdasan emosi.
Aku menatap ummi diam,
Dan ummi gak menuntut kamu untuk mendapatkan nilai bagus. Ketika kamu sudah berusaha, dan sekalipun nilainya jelek, ummi sangat menghargai. Yang penting ummi udah liat kesungguhan kamu untuk belajar. Ya tapi bukan berarti ummi gak seneng kalo kamu dapet nilai bagus. Tetep berjuang, berusaha..
Kamu gak perlu ngasih ummi nilai yang bagus, karena yang ummi lihat adalah bagaimana kamu menjadi anak yang baik. Bagi ummi, akhlak kamu yang baik sudah menjadi hadiah yang luar biasa. Kamu nurut disuruh liqo dan tahsin sama ummi. Kamu punya prinsip. Kamu menjadi koA. Itu hadiah buat ummi. Ummi amat bahagia memiliki anak cantik seperti kamu.” Ujar ummi begitu lembut.
Aku memeluknya, aku menciumnya, aku merasakan hangat kasihnya.
“tapi mi, silmy malu sama ummi. Ketika ummi udah ngelesin silmy, tapi nilai silmy masih jelek ”
“nggak sayang, nggak. Ummi lihat kamu apa adanya. Yang penting berjuang nak. Ummi Cuma bisa menyokong kamu dengan nganterin ke sekolah karena ummi tau kamu pasti lelah banget setiap hari pulang malem. Yang ummi pesen, jangan sampe amanah kamu melalaikan amanah dari ummi. Ya kalau waktunya les ya les.
Ummi mau jadi temen buat kamu. Kalau ada apa-apa kamu cerita ya sama ummi. Ummi kan juga dulu pernah muda, pernah ngerasain dikejar-kejar sama cowok. Kalo kamu bilang kamu belum pernah ditembak, itulah yang harus kamu syukuri karena Allah masih menjaga kamu nak..”
Air mataku menetes, betapa Allah sangat menyayangiku dengan mengirimkan malaikat kecilnya untukku, menjagaku selama 16 tahun ini.
Ummi yan hidup di jalan ummi telah mewariskan sifatnya yang selalu ingin berjuang untuk ummat, semoga aku bisa terus istiqomah disini. dijalanMu ya Allah.
Namun apa yang telah aku berikan untuk malaikat kecil titipan Allah itu?
Apa aku telah membuatnya lebih bahagia?
Atau aku hanya sekedar menjadi bebannya.
Namun yang kurasakan kini hanya hangat sentuhan kasihnya yang takkan terbalas sepanjang masa..
“silmy sayang ummi”
“Apalagi ummi, ummi juga sayang sama silmy. Nah, sekarnag kembali belajar yuk.”

Ya Allah, jagalah malaikat kecilku ini.
Semoga kelak aku dan ummi serta abi dan adik2 yang lain dapat berkumpul bersama di syurgaMu..

Aku sayang ummi karena Allah,
02-10-11

Kecupsayang, silmykaaffah

No comments:

Post a Comment