Saturday, March 24, 2012

Belajar dari Sang Sultan

Ketegasan,
keabadian,
porsi
dan kepemimpinan

hari ini aku baru selesai baca kisahnya Sultan Mehmed II yang mendapat gelar Muhammad AlFatih diusianya yang sangat muda, 21 tahun dia memimpin penaklukan konstantinopel. bukan perkara yang mudah menaklukkan negeri adidaya saat itu. dimulai dari pendidikan oleh ayahnya, Sultan Murad yang sejak kecil menjaga Sultan Mehmed agar tetap berada dalam jalan Allah yang lurus. ia dididik oleh Syekh-Syekh dan ditanamkan untuk menaklukkan konstantinopel, ia amat dekat dengan Allah.
sampai suatu hari ayahnya meninggal namun rencana ayahnya menaklukkan konstantinopel belum berhasil, dan ayahnya menitipkan rencana itu kepadanya. Syekh Aaq Syamsudin yang selama ini mengasuhnya meyakinkan ia bahwa ia adalah pemimpin yang dimaksudkan Rasulullah untuk menaklukkan konstantinopel menjadi suatu inspirasi dan motivasi tak terbatas bagi Sultan. dan ia mulai menyusun strategi serta rencananya untuk melakukan penaklukan besar itu.
ia mengambil tentara terbaik yang ada, dari berbagai pelosok negeri. saat ia memimpin menjadi sultan, banyak negara yang meremehkannya, ia dikatakan anak muda yang ingusan, tapi apalah artinya sebuah makian bagi sang sultan. ia membuktikan bahwa ia benar-benar pemimpin terbaik. dengan persiapan perang yang sangat subhanallah. bukan hanya persiapan fisik yang ia lakukan, namun yang lebih penting ia lakukan adalah bertaqarrub kepada Allah, memohon supaya dilancarkan serangannya, dibukakan pintu konstantinopel, dan Syek Aaq Syamsudin setia menemaninya, mendukung setiap perbuatannya. ia juga memanggil seorang ahli meriam, Orban yang membantunya membuat meriam sepanjang 8,2 meter dan diameter 70 cm, meriam raksasa untuk menghancurkan tembok-tembok itu.
dengan berbagai perhitungan, tibalah hari yang ditentukan, januari 1453 Sultan beserta pasukannya mendatangi Konstantinopel, dengan iringan takbir yang menggelora mereka mendirikan kemah-kemah tepat didepan benteng itu. 5 kali dalam sehari mereka mengumandangkan azan dan sholat berjamaah bersama, taklupa Sultan membawa banyak ulama untuk menyemangati pasukannya bahwa janji Allah akan takluknya konstantinopel kepada pemimpin dan pasukan terbaik akan segera tiba.

"Pasti, akan ditaklukan Konstantinopel dan sebaik-baik pemimpin dalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya (HR. Ahmad)"


mereka melakukan penyerangan, namun gagal benteng itu masih berdiri kokoh walaupun dipenuhi lubang, Sultan mungkin merasa kecewa namun ia tak kenal lelah, tidak akan berhenti sampai konstantinopel terebut oleh Islam.
Lewat darat, laut, bawah tanah berbagai usaha telah dilakukan dengan baik namun masih belum bisa menembus konstantinopel, 3 bulan pasukan muslim berada di tenda-tenda pasukan, namun konstantinopel belum juga dapat ditaklukan. kritik-kritik dilontarkan dari aparat negara, adalah sebuah kesalahan besar Sultan melakukan penyerangan ini. namun sultan tetap dengan tekadnya sekalipun orang-orang menghadangnya. ada Syekh Aaq yang terus menemaninya, mengingatkan akan janji-janji itu.
dan pada akhirnya di bulan Mei, Pasukan muslim melanjutkan aksonya, menyerang benteng. bertubi-tubi serangan dilancarkan masih belum bisa juga, di sisa tenaga inilah pertolongan ALlah datang, alam membuktikan janjinya menolong pasukan muslim dan ditambah dengan matinya panglima perang konstantinopel seakan membuat para pasukan konstantinopel kehilangan induknya. Kaisar konstantinopel sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan ia melepas jubahnya menjadi rakyat biasa, hingga sekarang belum ada yang tahu dimana kaisar berada saat itu.

dan konstantinopel dapat dimasukin oleh para pasukan muslim, berbondong-bondong mereka masuk dengan tata krama yang amat sopan, tidak boleh membunuh dan melukai, tidak boleh meranpok dan islam benar-benar memberikan keteladanan disini. indah sekali islam bukan?

dan hadiah dari Allah, Masjid Hagia Sophia


sekalipun sudah mendapatkan konstantinopel, Mehmed tidak berhenti disitu ia berjalan kembali, mengakkan kembali untuk menaklukan Roma, ya tiada kata berhenti bagi seorang muslim. namun ia wafat di usianya yang masih 49 tahun, dalam perjalanannya memperjuangkan Roma.
kalau kata seorang, andai Sultan Mehemd hidup 20-30 tahun lagi tentu negara eropa sekarang menjadi negara muslim, andai.. a kita berandai-andai.. namun cukup sudah, perjuangan sultan yang begitu mulia, pemimpin terbaik.. seperti ang dikatakan Rasulullah..

Sultan, semoga Allah memberkahimu selalu, mungkin saat ini dirimu telah menerima kepastian janji Allah, merasakan nikmatnya kubur berkat berbagai usahamu memperjuangkan islam tegak di muka Bumi ini.. ya, setiap perbuatan kita akan dibalas setimpal.
namun, siapakah Al-Fatih-Al-Fatih lain yang akan datang? yang akan menebus mimpi-mimpi umat islam selanjutnya?

h

Ya Allah, hari ini aku menyadari sesuatu, sesuatu yang besar akan sebuah kepemimpinan,
bahwa tidak selamanya pemimpin itu dapat menyenangkan jundiyah-jundiyahnya, diam sekalipun jundiyahnya berbuat salah, membiarkan semuanya berjalan tanpa seorang pemimpin, aku bertanya dimanakah aku selama ini?
selama aku masih menjadi pemimpin, aku harus belajar menjadi silmy yang tegas, yang berani berbicara walaupun tidak disukai, Berani karena benar.. selama aku masih berada di koridor Allah, selama aku benar dan berjuang, selama itu pula aku harus kuat, tidak peduli apa yang dikatakan orang asal Allah bersamaku,

ya, kadang tidak selamanya kita tersenyum ada saat kita lelah dan tidak kuasa lagi betahan, kita merasa di titik penghabisan. namun saat itulah, seperti Sultan, ia pantang mundur. ia akan terus berjuang tanpa kenal kata menyerah. kita harus belajar kuat dan berani, semangat untuk semuanya.

aku memiliki porsi yang besar kok...

terimakasih mas Felix yang sudah merangkai indah kisah Muhammad Al Fatih, semoga dapat menjadi banyak pelajaran bagi ornag lain yang membacanya:)

24 maret 2012
silmykaaffah

No comments:

Post a Comment