Sunday, December 8, 2013

Sesederhana Itu

Pagi itu aku, Ka Ewin dan Ka Netra baru saja meluruskan kaki di kamar, usai menyelesaikan sarapan kami mulai bercerita. Ka Ewin bercerita heboh tentang murid privatnya yang aktif dan menggemaskan. Sebut saja namanya Asma, saat itu ka ewin sedang duduk berhadapan dengannya lalu si Asma bertanya “Kak, nama sahabat kakak siapa?”
Ka ewin pun menjawab “Kenapa Asma?”
“Gapapa kak, ayooo siapa kakk?”  tanyanya lagi penuh antusias.
“Hmm, siapa ya.. Syifa!” jawab Ka Ewin.
Lalu dengan cepat Asma menuliskan nama Ewin nama Ewin lovesyifa dilengan kirinya. Dilanjutkan dengan menuliskan nama Asma love Rian di ujung lengan kirinya. Dan menutupinya dengan rambut yang tergerai panjang.
“Hayooo, nulis apa Asma?”
“Engga apa-apa kok kak. Engga apa-apa~” ujarnya minta diperhatikan.
“Itu Asma love siapa ituuu?” ka ewin menggoda Asma.
“Ada deh. Hehehe. Ka Ewin, kakak pernah suka sama seseorang gak?”
Ka Ewin terdiam. *Bagaimana cara menjawab pertanyaan ini kepada anak kelas  5 SD?* lalu ka ewin tersenyum “Pernah kok. Hehe. Kenapa hayo Asma?”
“Iya, aku suka sama temen aku namanya Rian.” Ujarnya membuka rahasia yang tadi ia tutup-tutupi.
“Kenapa kamu suka dia?”
“Karena orangnya baik. Terus dia rajin sholat kak..” ucapnya malu-malu.
“Loh kok kamu tau kalo dia rajin sholat?”
“Iya, soalnya pas istirahat kadang aku suka meriksain bukunya Rian kak, terus mutabaahnya penuh sholat wajibnya. Makanya aku suka sama dia.”
Ka Ewinpun tersenyum menggoda “Jadi kamu suka iseng ngeliatin dia yaa?”
Asma mengangguk menambahkan “Iya, kadang kalo aku duduknya dibelakang aku suka liatin dia terus kalo dia ngeliat aku, aku pura-pura nunduk deh kak..”
“How if he doesn’t like you?”
“Yaudah gapapa. Kan ini perasaan aku, kalo dia gasuka aku ga maksa dia untuk suka sama aku. Yang penting aku suka sama dia.”
“Terus kalo dia ternyata juga suka sama kamu?”
“Yaudah juga kak. Palingan aku Cuma seneng.”
“Lalu?”
Aku gamau pacaran kak, tapi aku mau sekolah yang rajin dulu sampe nanti kalo udah besar baru deh Rian boleh ngajak aku nikah.” Jawabnya polos dan jernih.
“.....”

Sesederhana itu. Sungguh sesederhana itu harusnya kita memaknai rasa suka yang ada di hati kita. Dari seorang anak kelas 5 SD, yang mungkin masih belum mengerti apa artinya cinta. Ia menjawab dengan jujur apa yang ia rasakan. Dan ia tahu betul harus ia apakan perasaan yang ada didalam hatinya itu.

“Jika memang ia tidak suka, yasudah. Ini urusan perasaanku, aku ngga maksa dia suka sama aku.” buat saya ini sungguh perkataan dewasa, lebih dewasa dibanding dengan fenomena sekarang yang terkesan “memaksakan” cinta pada siapapun itu. Tidak perlu khawatir dan cemas jika orang yang kita sukai tak menyukai kita. Karena kita menyukainyapun dengan ikhlas, tulus.

Dan tak perlu berbahagia berlebihan saat orang yang kita sukai ternyata juga menyukai kita. Jika memang ia menyukai kita, lalu apa? Mau pacaran? Lalu jika bertemu dengan orang yang lebih baik rupanya, sifatnya lalu kita putus dengan dia dan berpindah ke lain hati? Rasanya, untuk setia di kamus para remaja hari ini sulit, apalagi tak ada komitmen kuat dalam menjalani hubungan yang terlalu dini itu. Ya, fenomena remaja era milineum.

Mengubur makna asli cinta, merubahnya menjadi sesuatu yang cukup dengan sebuah status bahwa “kita jadian”. Menggeser makna asli sayang dengan kata-kata “I love you.” Tanpa mengkaji lebih dalam, apa iya benar-benar suka? Apa iya benar-benar sayang? Atau boleh jadi kita hanya kagum karena wajahnya begitu memesona, kata-katanya membuat kita tergoda.

Saya juga banyak belajar dari kisah Ka Ewin, menjadi seorang anak yang apa adanya masalah perasaan. Tulus dan jujur, maka pada waktunya ia akan datang sendiri dengan cara yang bijak. Bisa dengan seseorang yang kita harapkan, bisa juga tidak. Karena kita tak akan pernah tahu, hati dimana ia akan berlabuhnya.

Maka jaga kehormatan perasaan dengan menyimpannya dengan ikhlas. Bukan membunuhnya, tapi mengelolanya dengan bijak. Menjaganya dengan pemahaman yang baik agar tiba di tujuan yang baik.  

Ya, mungkin lebih sulit mengelolanya, sulit menjaga agar hati tak mencemaskannya.  Agar hati tak cemburu. Agar tak memberitahunya. Tapi yakin sajalah, dengan begitu maka perlahan hatimu akan tahu dan semakin memahami hakikat cinta yang sesungguhnya.

*berkaca, temukan dimana dirimu.*


-waktu ashar, 08 Desember 2013- 

No comments:

Post a Comment