Monday, December 21, 2015

Halo Assalamulaikum. Apa kabarnya?
minggu-minggu terberat selama semester 3 sudah terlewati rupanya. tinggal dua uas lagi didepan mata.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada Joseph Nicepor Niepce, penemu kamera di abad ke 19. Saya suka senyum-senyum sendiri jika memandang foto-foto yang ada. merefleksikan sudah seberapa jauh kita berjalan. merefleksikan bahwa kita hidup tidak sendiri. merefleksikan bahwa ada banyak hal yang sudah dikaruniakan Allah kepada kita. Saya suka memandang foto, kalau kamu?

Ini salah satu lagu kesukaan saya. Ed Sheeran:")

Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home
Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier,
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone
And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
You can fit me
Inside the necklace you got when you were sixteen
Next to your heartbeat where I should be
Keep it deep within your soul
And if you hurt me
Well, that's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
When I'm away, I will remember how you kissed me
Under the lamppost back on Sixth street
Hearing you whisper through the phone,
"Wait for me to come home."

 Seperti postingan saya sebelumnya, bahwa selalu ada yang datang dan pergi.. 
belum genap empat bulan saya di IQF, saya sudah harus kehilangan empat orang luar biasa. Kepergiaannya yang tiba-tiba tanpa reminder sebelumnya. Baru kemarin Kak Afifah harus kembali ke rumah karena sakit pencernaan. baru saya mulai sayang sama asrama rafa, baru mulai merasa nyaman. tapi harus kehilangan personil. cuma menyisakan jejak nama "Afifah" bekas tempatnya menaruh barang. hati saya bergetar, Ya Allah begini rasanya.." selanjutnya Kak Ling Ling pamit pulang ke Palembang. mengabarkan bahwa ia akan menikah di awal bulan desember lalu. Lalu Kak Asma juga pamit karena harus mengikuti pelatihan LPDP di bandung. dan hari ini, seorang kaka penyayang, seorang brownyku yang ku sayang, seorang yang pengertian itu tiba-tiba saja pamit ingin pulang ke Padang. Kak Pipit, gatau harus bilang apa. tapi kenapa begitu mendadak memberitahunya kak? semoga pernikahannya dengan bapak dokter nun jauh disana lancar ya kak. kak pipit yang memberikan kado secari kerudung merah bermotif. oh kak, aku sayang kakak karena Allah. Meski agak shock aku bahagia melihat satu per satu orang-orang terdekat melangkahkan kaki lebih maju. 

Belum lagi soal akhir tahun yang pada akhirnya memaksa untuk mengakhiri organisasi. itu sudah menjadi sunnatullah, dimana ada awal disana ada akhir. ya, dua bidang yang ku ikuti sudah pamit perlahan. tinggal saya berpikir, habis ini mau kemana?
di bulan februari nanti, akan menyongsong kakak-kakak untuk wisuda. perlahan tapi pasti perpisahan itu pasti datang. hanya tinggal bagaimana kita memaknainya. Selamat berlabuh ditempat yang lebih tinggi ya kakak-kakak semua. semoga diberkahi oleh Allah.

Thursday, December 10, 2015

EVAlUASI

Bismillah Halo Assalamualaikum!
sudah ga kehitung berapa kai saya buka bloogger, tapi saya tutup lagi karena saya gatau mau nulis apa. banyak yang terjadi namun jemari ini enggan menggerakkannya. maka, izinkan saya berbagi malam ini.

Evaluasi, merupakan sebuah hal yang kudu mesti selalu kita lakukan. dalam kondisi apapun.

Ya, menjelang bulan kesebelas saya menjadi seseorang yang memilliki tanggungan amanah. staff PSDM BEM IM FKM UI dan staff kaderisasi NURANI UI. Begitulah, perjalanan mengajarkan saya banyak hal.

Ada yang datang dan pergi silih berganti.
Ada yang dulu kamu anggap orang yang begitu dekat denganmu, namun kini semua terasa biasa saja. Mungkin ia lupa, maka tak usah kau mencari-cari cara agar dia ingat. karena begitulah hidup, ada yang datang dan ada yang pergi, begitulah masanya hari ini. bukankah dulu kau juga pernah merasakannya?

Ada banyak yang perlu kau syukuri
Pertemuan-pertemuan luar biasa. pertemuan yang akhirnya membuka cakrawala. cerdas luar biasa, yang di kala membersamainya aku hanya mengangguk setuju. pertemuan denga orang yang begitu care dengan orang lain. Pertemuan dengan sesama pemimpi. Pertemuan yang memang sudah ada garis takdirnya.
Lalu, apa yang dapat kau ambil dari segala pertemuan itu?

Ada rasa kalap saat saya tidak diizinkan membantu seseorang yang sedang berjuang. selalu ada kesempatan mengelak saat tidak diizinkan. namun aku memilih untuk menurut, mungkin Dia punya rencana lain untukku. ya aku yakin itu. meski saat dipengumuman pemenangan kemarin, hat saya masih berteriak ingin membersamai. namun bisa apa saya?

lalu pikiran bergulir ke sahabat dunia akhirat. lagi, satu rencana yang matang dipersiapkan dihancurkan dengan kata maaf saya banyak deadline. tak apa, saya tahu betapa beratnya hidup jadi anak MIPA. jadi apa lagi dayaku selain mendoakanmu segera menyelesaikan urusanmu?

lalu soal mengapa semenster ini berjalan begitu cepat? tak adakah kata permisi untuk menaham? haha, saya tertawa saja. ya memang begini, kamu mau apa?

saya jadi semakin bersyukur ada disini, di pinggir jalan kapuk. ya, berkumpul bersama orang shalih boleh jadi adalah nikmat yang sama sekali tak pantas kau tinggalkan.

tentang kebiasaan saya yang baru: membaca koran. bermula datri mengikuti sebuah seminar. sang pembicara berkata "Siapa yang tahu headline koran hari ini apa?" semua mahasiswa diam. ya, bisa apa kamu maha?

sudah yaaa. perjalanan ini begitu indah jika dinikmati sendiri.
Wassalamualaikum:)

Sunday, November 1, 2015

Maka, Untuk Apa Kau Disini?

Karena pada akhirnya kita yang harus lebih mengetahui apa meaning hidup kita, untuk apa dan ingin seperti apa.

Sudah menjelang bulan kelimba belas saya diberikan kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswi Universitas Indonesia serta seorang santri di Indonesia Quran Foundation. Selama itu pula saya terus berusaha merefleksikan perjalan ini. Sudah sedemikian jauhnya ternyata langkah ini. Lalu apa yang sudah dicapai dan sudah diberikan?

Saya selalu mengulang pertanyaan itu di otak saya. Maumu apa? Kenapa mau menjalani hidup seperti ini?
Pagi hari diisi dengan Quran time, jam delapan masuk kuliah, lalu sorenya diisi dengan rapat, syuro, mengerjakan tugas, atau datang acara. lalu balik ke IQF isya dilanjutkan dengan Quran time lagi. Setelah itu kajian hingga jam setengah sepuluh malam. selesai kajian, kembali ke asrama membuka percakapan di grup whatsapp dan line, menyelesaikan target tilawah, baru mengerjakan tugas hingga larut malam. tidur, dan bangun lagi mengikuti siklus diatas.


Di kala anak-anak asrama lain sudah sampai di asrama bahkan sebelum maghrib, mereka bisa dengan ringan hati membawa mushafnya lalu menghafal dengan kondisi tubuh yang fresh.
Di kala teman-teman di kampus masih berkutat dengan agendanya dan ditengah-tengah jalan aku harus izin pulang duluan untuk mengikuti agenda asrama.

Saya berada dipertengahan.
Saya sempat bertanya, apakah saat kita menghafal Quran pada akhirnya kita tidak bisa berorganisasi di luar?
Jawabannya tidak, kita tetap bisa berorganiasasi.. kata pengurus
Saya kembali bertanya, apakah saya bisa mengikuti BEM yang memang kondisinya banyak listing agendanya yang harus dilakukan sampai malam?
Saya belum dapat jawaban validnya.

Begitulah, saya menjalani hari di tahun pertama. Saya selalu izin rapat PSDM di tengah-tengah bahasan yang crowded dan sejujurnya itu menyiksa. Saya juga selalu izin rapat OKK di saat bahasannya begitu rumit dan kompleks. Saya merasa bersalah.

Lalu saya bertanya pada hati, "Ini pilihanmu kan silmy?"

Saya jadi teringat bagaimana dengan beratnya saya menanggalkan pilihan hati saya ketika mengisi form magang di saat OKK, rasanya saya ingin sekali memilih departeme kajian aksi strategis. saya merasa ini yang saya cari sejak dulu, saya berpikir jika saya disini pola pikir saya akan terbuka semakin luas, semakin panas. Namun semua niat itu saya urungkan dengan pertimbangan bahwa saya tidak akan mampu mengikuti irama kastrat yang begitu meminta kemilitansian, pengorbanan waktu. Saat itu saya sudah menjadi santri IQF dan saya paham bagaimana konsekuensi yang akan saya terima jika saya tetap memaksa join di kastrat.

Akhirnya, saya mencari jalan tengah dengan memilih PSDM, Pengembangan sumber daya manusia, bagus benar namanya. PSDM berada dibawah korbid internal dan bertugas melakukan penjagaan, disini ternyata ada yang namanya sahabat bidang, wah ternyata saya bisa tetap kepo sama isu-isunya kastrat. Saya juga berpikir kalau psdm kerjanya tak se-crowded kastrat jadi bisa mungkin mengatur waktunya. Syukurnya saya diterima. Setelah magang di PSDM dan mendaftar sebagai pengurus BEM FKM UI 2015 di bidang yang sama. Dan kini saya bahgia menjadi bagian dari kalian Bemers Buncher. Saya jadi mengerti bahwa internal itu adalah sebuah hal yang sangat penting untuk dijaga, diupgrade, diberikan nilai agar tetap satu.

Begitulah sekelumit kisah kecil dalam memilih bidang di BEM.
Dan tenyata saya juga tertarik untuk bergabung di Nurani. Dan kaderisasi menjadi pilihan saya. Meski tak banyak, tapi KD membuat agenda saya menjadi tambah full. Biar begitu, KD merupakan sebuah jalan yang memang sudah saya pilih dan saya tahu manfaatnya.

Ditambah beban kepanitiaan. Memang diriku yang kadang tak tahu kapasitas, tapi ingin tahu banyak hal. Maka aku mencoba menjadi panitia Frontier, forum discussion about tobacco gitu. kebetulan saya jadi PJ seminarnya. Dan amanah lain di OKK IM FKM UI 2015. Lagi-lagi saya menjadi PJ seminar.

Padat sekali nyatanya, dua kepanitian diatas sudah selesai. Tinggal dua organisasi yang dalam kurun waktu kurang dari dua bulan akan selesai. Lalu, saya kembali bertanya pada diri "Halo, apa kbar kamu?"

Semua kegiatan diatas beriringan dengan sebuah agenda suci bernama Quran time.
Saya jadi ingin bercerita awal mula saya mendaftar di IQF..
Saya hanya ikut kata seseorang untuk mendaftar, alasan kuat? karena saya tahu bahwa menghafal quran adalah suatu kegiatan yang dicintai Allah dan saya hanya ingin menjadi hamba yang tidak biasa-biasa aja. saya memilih bergabung disini untuk membedakan saya dengan yang lain. saya hanya  tidak ingin masa kuliah saya berjalan bias tanpa tujuan yang jelas.

Namun dalam perjalannya, begitu banyak pilihan-pilihan datang meminta pertanggungjawaban.
Dunia kampus gemperlap, menjanjikan banyak hal untuk mengembangkan diri...............
Namun saya sadar bahwa saya jauh dari kategori hamba yang taat, maka menghafal Quran saya pilih untuk menambal kesalahan-kesalahan saya. Menghafal Quran saya pilih untuk membuat saya semakin dekat dengan Sang Pencipta. Menghafal Quran saya pilih untuk membentuk diri saya mencintai Al-Quran dengan sebenar-benarnya.

Dua pilihan itu bukankah bisa berjalan beriringan? saya pikir juga begitu. namun dalam beberapa waktu yang sudah saya lalui saya merasa berat. amat berat.
Perjuangan itu sesungguhnya tak mudah, maka saya ingin meminta maaf kepada Kak Umi dan Ustadzah Een yang pada kenyaannya, saya belum bisa memaksimalkan hafalan saya. Saya meminta maaf kepada orang yang mungkin haknya untuk berada disini tergantikan oleh saya. Saya mmohon maaf. Saya hanya hamba yang haus keinginan dekat dengan Tuhannya, meski mendekat tak mesti lewat sini. Maaf ya Rabb.. hambaMu ini terkadang kufur nikmat.

Maka, saya selalu mencoba merefreshkan.. untuk apa kau ada disini?
Mari kembali ke tujuan awal. Semoga bisa tercapai segala listing targetnya.
Bismillahirrohmanirrohim.

Terimakasih ya mi:")

Friday, October 23, 2015

Karena Selama Hidup, Kita Belajar

Halo, senang rasanya memiliki waktu untuk membaca buku.
Saya jadi teringat, dulu saya suka banget baca buku, spesifiknya sih novel haha. Dalam dua hari bisa abis novel dengan tebal 700 halaman. Saya suka sekali membaca sesuatu yang bentuknya rangkaian, cerita.
Tapi sayangnya berbulan-bulan belakangan saya ga produktif, list buku yang kudu dibaca banyak. Mulai dibaca udah tapi ga sampai selesai.

Finally, setelah vakum berbulan-bulan akhirnya saya selesai juga membaca sebuah buku. ga tebel sih, cuma 200 halaman tapi saya selalu menikmati proses dimana bacaan itu saya baca, ada pelajaran yang masuk, saya mengikuti aliran cerita di dalamnya. Ya, buku yang baru saja selesai saya baca adalah "Karena Selama Hidup, Kita Belajar" karya ka Faldo Maldini. Jangan baper karena ka Faldonya udah nikah yak, wkwk. Ini buku ringan yang sarat pelajaran. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan beliau selama di UI. Beliau sih bilangnya bukan buku biografi atau semacamnya, tapi cuma berbagi aja. Dan saya suka gaya bahasanya.


source: https://alfinesta.wordpress.com/2015/04/28/karena-selama-hidup-kita-belajar/

Sejujurnya baru ketemu Kak Faldo 3x yaitu pas Sekolah Anggota Muda, acara seminar tembakau dari komnas pertembakauan sama pas ada acara di PPSDMS waktu ka Faldo jadi moderatornya, keren sih pembawaan dan pola pikirnya. Nah saya, cuma pengen berbagi sedikit tentang isi bukunya.

"Bagi saya, gerakan mahasiswa itu sederhana saja, yaitu segala upaya yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengubah dirinya dan sekitarnya menjadi sesuatu yang lebih baik. Jika sudah baik, lebih baik lagi dan terus lebih baik. Ya, sesederhana itu saya memandangnya."

Akhir-akhir ini saya sering sekali terpapar kata-kata "Gerakan Mahasiswa" awalnya, saya berpikir itu adalah sesuatu yang abstrak dan berat. Apa sih yang bisa dilakukan sama mahasiswa? Bentuk konkret yang bagaimana yang bisa kita lakukan? Aksi, turun ke jalan? Lalu apa lagi?

Di bukunya, Ka Faldo bilang kalau gerakan mahasiswa itu ya sesuatu yang bisa membawa perubahan, sesuatu yang diupayakan untuk menjadi lebih baik. Ada banyak jenis gerakan mahasiswa, bisa berupa aksi turun ke jalan seperti demo atau aksi kreatif seperti flashmob atau freezemob, atau dengan pasang baliho ukuran 4x30 meter untuk menyadarkan orang-orang kalau kondisi yang ada bukan kondisi baik-baik aja sampai aksi-aksi via sosial media dengan cara bikin petisi. Kamu tau icon burung merpati warna putih yang backgroundnya warna hijau? ternyata itu adalah hasil karya temen se-gengnya ka faldo dan hasil dari diskusi ringan mereka untuk membuat petisi yang ditandatangani 15.000 orang lebih.

Intinya sih, ya seperti kata-kata diatas, BISA MEMBAWA PERUBAHAN MESKI SEDIKIT serta SELALU BERUSAHA MENUJU KE TEMPAT YANG LEBIH BAIK.
Banyak macam cara kita untuk melakukan gerakan, ya bergerak aja, karena selama kamu diam ya ga bakal ada yang berubah dan ga bakal dapet apa-apa.

"Tersadarkan itu menggerakkan. Ia bagaikan sebuah kata kerja. Saat telah tersadarkan melakukan kesalahan, kita akan bergerak secara sadar melakukan dan menuju hal yang benar."
Kemarin malam saya ikut sebuah diskusi malam, ada seorang pembicara yang berasal dari New Zealand, saat itu mic yang digunakan pembicara itu agak ngadet dan dalam tempo beberapa menit panitia mengganti micnya. Sang pembicara lalu bilang gini "Nah, ini adalah contoh orang yang bagus, ia sadar kalau ada yang ga beres terus langsung segera cari penyelesaiannya, bukan justru malah membiarkan saya ngomong dengan mic ga jelas. Saya pernah ceramah di sebuah tempat  yang isinya ribuan orang tapi ternyata orang-orang disana ga ngerti apa yang saya sampaikan karena ga jelas. Panitia disana yang sadar ga berani motong saya ngomong katanya, coba deh kan rasanya semua yang saya sampaikan sia-sia." 
Saya jadi inget waktu jadi PJ Seminar, saya takut-takut ketika memotong pembicara ngomong. dan ternyata efeknya banyak. huahaha maafkan saya yaaa. Next time, kita belajar buat ga kaya gitu lagi. Okayyy. Jangan diulanggg. 

"Jika dalam pergulatan ini kita memiliki kekuatan diri yang sangat oke dan juga memiliki teman seperjuangan begulat yang tidak kalah oke, kita tidak akan pernah ragu untuk mengucapkan kalimat 'jadi, kekerenan apa yang akan kita buat hari ini?"
Sebuah tim yang kompak, boleh jadi salah satu karunia tapi bukan berarti tim yang kompak tidak dapat kita bentuk. Penting sekali ketika akhirnya kita sudah ada di dalam sebuah tim. Kita berkewajiban bersama untuk Membentuk meaning yang jelas kenapa organisasi harus ada, bangun internal tim yang kokoh, dan menghasilkan output yang menginspirasi. Disitulah mengapa kita harus banyak belajar berkomunikasi yang baik kepada orang lain.

Masih ada banyak sekali pelajaran-pelajaran baru yang saya dapatkan dan nyatanya mungkin ga semua saya bisa tuliskan disini. Saya senang mendapat suntikan semnagat dari buku ini. Saya senang disadarkan kembali untuk bergerak. Saya senang merefleksikan apa yang sudah saya baca kepada kehidupan saya. Semoga makin banyak buku yang dibaca, semakin banyak juga ilmu yang dapat saya bagikan..

terakhir, ini kutipan epilog di bukunya..

Seorang pembelajar itu selalu memosisikan dirinya tenggelam dalam lautan ilmu.
Semakin ia menelusuri lautan ilmu, ia akan semakin sadar,
betapa kerdil dan kecilnya dirinya
Semakin ia bertambah ilmunya, semakin banyak perbuatannya,
 tak pernah ia merasa semakin pintar. ia akan terus merasa bodoh dan kerdil.
Semakin bertambah ilmunya, 
ia tidak pernah merasa sombong, karena ia sadar tak ada yang perlu disombongkan.
Dirinya hanya sepihan yang sangat kecil diantara lautan ilmu yang luas
ia akan terus belajar dan menjaga sifat kerendahan hatinya
Semangat untuk terus belajar


Semangat kembali menyelami kehidupan, semoga sukses.
Salam semangat,
silem.





Thursday, October 22, 2015

Halo! Assalamualaikum:)

Barusan baca blog seseorang tentang REHAT.. Haha, iya.. Semester 3 Membunuhku. Awal semester yang cukup sibuk. Sekarang udah lumayan lowong sih waktunya. Malah jadi melongo mau ngapain, gakkkdeng~

Baru kembali merasakan menjadi seorang kakak. Mengayomi, membersamai adik-adik tanggung. Masa magang memang mendekatkan, setidaknya membuatku lebih banyak menghafal nama maba. Senang rasanya bisa bertemu kalian. Berbincang-bincang kecil, ngobrol santai ttg fkm. menyenangkan. Rasanya ingin segera melihat kalian berkembang dengan lebih cepat. Sayangnya magang cuma berlaku 3 minggu. ya semoga bisa berbekas di hati:"D

Laluuuuu, teman-teman serta kakak-kakakku sudah memulai langkah transformasinya. Mereka berjuang untuk menjadi seorang pemimpin baik di fakultas maupun di universitasnya. Mereka mencoba menjadi sesuatu, menjadi orang yang berada di garda terdepan, menjadi sesorang yang selalu siap melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik meski dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
M.Arifianto, partner kerja pas di SMA, Calon KaBEM Fateta IPB
Kak Mogibian Darmawan, ketua OSIS 14, Calon wakil ketua BEM IPB
Kak Faris Mujahid, kakak mabit, Calon Presiden Mahasiswa UNPAD
Kak Ojan, tukang nyuruh-nyuruh saya di OKK, Calon ketua BEM FKM UI
Kak Ikhsan, kadep kastrat yang aku sabangin, Calon ketua BEM FKM UI
Andy Prakoso, temen mabit yang gilz banget ga disangka-sangka, Calon ketua BEM FT UI
Kak Fadel, kakak kelas pas SMA, Calon MWA unsur Mahasiswa UI
Kak Arya Adiansyah, moderator di seminar pergerakan, Calon Ketua BEM UI

Hahaha, banyak yaa. Ternyata, dalam perjalan yang telah saya lalui saya bertemu begitu banyak orang hebat. Selamat berjuang dengan sejujur dan sebenar-benarnya ya kakak dan teman-teman.

Lalu saya merefleksikan apa yang mereka lakukan kepada diri saya. Ada pertanyaan mendasar yang saya pikirkan, mengapa mereka mau maju? beberapa diantara mereka sudah saya tanyakan. Jawabannya ya berangkat dari keresahan mereka akan kondisi. Lalu, hati mereka tergerak untuk berbuat sesuatu, yang konsekuensinya adalah mereka harus merelakan banyak hal untuk dikorbankan. Dari mulai jam main, jam tidur, jam kuliah, materi dan sebagainya. belum lagi nanti saat menjabat..
Buat saya, itu adalah hal yang luar biasa, karena ga semua orang berani untuk akhirnya mengambil konsekuensi tersebut.

Lalu saya kembali bertanya pada diri saya, kamu gimana silmy?
Pertanyaan yang sulit banget untuk dijawab. Mungkin cukup berujar Bismillah:)

Saya sempat berada pada fase pegen off semua, ga pengen organisasi apapun. Pengen belajar yang bener sambil ngambiz lomba-lomba. Saya lelah, ujar diri saya sendiri. Tapi, setelah ngobrol sama seorang sahabat baik, dia bilang kaya gini "Ih mi, saya tuh malah ngerasa organisasi jadi tempat pelipur lara. jadi abis puyeng di kelas, saya bisa maen dah. wkwk" Bener juga. Ya, sejauh ini yang saya syukuri adalah ketika kita mencoba berorganisasi, mencoba berkontribusi dan menebar manfaat.. disana akan ada banyak hal yang bisa kita pelajari jika kita mau mengambilnya. Saya jadi kenal lebih banyak orang, lebih banyak menyerap ilmu-ilmu nonformal, manajemen diri dan waktu. Mungkin kalau ga nyicip dunia organisasi, silmy ga bakal jadi silmy yang kaya sekarang. Dimanapun tempatnya, cobalah untuk tetap berkontribusi gengs:)

saya suka mendengarkan. saya suka berbagi cerita. saya suka saat kita duduk sambil membicarakan banyak hal, termasuk soal mimpi. soal mimpi-mimpi kita untuk menjadi orang yang lebih baik.. yang berprestasi, yang bisa menghasilkan. karena saat bersama saya merasa kita akan menjadi lebih kuat.

Semangat buat ngambis! Semangat UTSnya. Semoga dilancarkan.
with love,
 silem.




Wednesday, October 7, 2015

asdfghjkl

Beku, dingin. Ah iya, sudah berapa lama?
Rasanya waktu berjalan begitu cepat.. kesibukan menghimpit bahkan membuatku belum sempat bercerita. bahkan sekadar berbagi kisah kecil. hari ini aku berada dipertengahan semester tiga, tidak akan lama lagi rasanya akan beranjak ke semester2 selanjutnya. dunia berputar terus bukan? akan selalu ada regenerasi baru disetiap periode dan fase kehidupan.

adikku, kini sudah berumur 15 tahun.
ayahku setengah abad
ibuku dua tahun lagi setengah abad
aku dua puluh

kadang, waktu terasa berjalan begitu lama. namun setelah fase-fase berat dilewati kita hanya akan menatapnya, mengingatnya lekat.
aku, rindu. rindu masa depan. bagaimana mungkin merindukan masa depan yang bahkan belum pernah aku lewati? haha, kadang ucapan aneh terlontar begitu saja.
ku katakan, ditengah malam ini aku hanya ingin menulis asal. luapan isi hati saja.
hey, jangan dianggap serius.

kepanitiaan okk hampir usai rupanya, kemarin baru saja ku sambut maba berjakun itu, hari ini mereka sudah lepas jakun. ya semoga saja apa yang disampaikan masuk juga kedalam hati mereka. aamiin.

pelajaran? hay, sulit benar rasanya ya kuliah ini. bebannya banyak, tuntutannya banyak, kudu wajib bisanya banyak. lalu aku jadi generasi banyak. loh, jangan sampai.
aku cuma mau bercerita bahwa di kampus ini, bukan semudah saat kau TK. dikampus ini kau harus mampu menyeimbangkan segala aktivitasmu dengan belajarmu. harus mampu mengefektifkan waktu belajar.

Lalu, hilang. Lalu muncul. Lalu hilang. Lalu muncul.
Begitu saja seterusnya.

hidup ini hanya kumpulan peristiwa, yang harus kita jalani.
Maka, kufur sekali jika kita tidak mau bersyukur.

semangat menghafalnya mbaksil.

babay.

Wednesday, September 30, 2015




My angel from God

*biar september ada postingan*

Friday, August 28, 2015

Wisuda UI 2015

"Graduation is an exciting time.. It's both and ending and begining. It's warm memories of the past and big dreams foor the future."

Hari ini, satu tapak tangga menuju tujuan mereka langkahi
Satu langkah itu tak mudah. dilalui dengan proses yang begitu panjang
Satu langkah yang dijalani 4 tahun kebelakang
Mari kita cek kebelakang.
Satu langkah yang berhasil dilewati melalui perjuangan skripsian
Satu langkah yang membuat mata mereka berpanda, melakukan penelitian
Satu langkah yang nyatanya menggores tinta warna warni dalam buku hariannya
Satu langkah yang di akhirnya sangat mengahrukan,
Satu langkah dengan bunga-bunga dan kado wisuda yang begitu banyak berada di tangan.
Satu langkah yang membawamu melewati batas mampumu menuju keluarbiasaan
Satu langkah dengan jejak-jejak manis yang kau tinggalkan
Satu langkah yang nyanta hanya sebentar saat kau tatap foto ketika maba
Satu langkah yang nyatanya tak cukup untuk dideskripsikan.

Hari ini, aku kembali menyaksikan kakak-kakak yang berhasil mendapat gelar sarjana.
Haru biru bercampurjadi satu.

Aku penasaran apa rasanya,
Aku yang saat ini hanya bertindak sebagai penonton saja ikut gemetar,
bagaimana denganmu kak?

Ada tawa canda bahagia, disertai mata kamera yang tak boleh tertinggal mengabadikan setiap momennya. Rasanya, aku ingin berfoto dengan semua orang yang wisuda, HAHAHA mustahil.

Kak, selamat lulus. selamat menempuh perjalanan baru. selamat berjuang di tempat yang berbeda. selamat mengejar ridhonya. selamat menanti pasangan hidup. selamat kembali ke kampus dengan status alumni:")

Ah, aku menulis apa?
Haru rasanya saat aku memeluk kalian satu per satu. It's right it'r your graduation? Ah kak, aku belajar banyak dari kalian. Terimakasih atas segala yang kalian beri, kata-kata penyambut saat aku datang. Kata-kata semangat berjuang. Kata-kata pengenalanku terhadap dunia ini. Mungkin akhir-akhir ini aku tak banyak berbincang, mungkin aku juga tak sedekat yang kalian bayangkan. Tapi aku sungguh berterimakasih atas segala hikmah yang kalian beri.

Hey, aku jadi kembali berkaca untuk menyusun langkahku kedepannya. menyusun mimpiku lagi..
aku ingin lulus dengan baik, dengan jejak-jejak baik, dengan pengganti yang baik, dengan prestasi yang baik, dengan hafalan yang baik dan segala yang baik-baik. siapa tau dengan pendamping yang baik (?) wkwk

Senang rasanya bisa mengabadikan gambarku dengan kakak-kakak yang di wisuda hari ini. Bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ditemui~ balairung ramai sekali.

ya, there is no farrewell kalo kata angkatan 2011. So sweet banget angkatannya, angkatan yang bikin mupeng. Ya, semoga 2014 bisa menjadi penerus estafet yang baik. no farewell artinya gak ada kata perpisahan, yang ada cuma berjuang di tempat yang berbeda.

Sekali lagi selamat,

dari adikmu sang penonton wisuda.

Thursday, August 27, 2015

Behind the Scene of OKK IM FKM UI 2015

Halo, Assalamualaikum!

Salah satu rangkaian OKK terpenting Alhamdulillah sudah terlewati. Sukses tidaknya bisa dibilang relatif, yang jelas kita masih memiliki harapan besar untuk angkatan Juara serta banyak pekerjaan lagi untuk kedepannya.

Liburan kali ini sungguh mengharukan, harus kembali aku bertanya "Kapan sih libur?" But, i'ts my choice. Saya sudah memilih untuk turun tangan di OKK. Sebuah kepanitiaan yang sangat perlu di seriusi karena proker kita bukan hanya acara sehari selesai, bukan pula acara yang indikator kesuksesannya dapat dilihat serta merta. Yang kita hadapi adalah manusia, mahasiswa baru yang memiliki gairah ilmu baru. Disinilah tantangannya, proses kaderisasi yang panjang inilah yang akan menjadi sebuah awalan cerita bagi kamu, para mahasiswa baru FKM UI 2015.

Ternyata, banyak sekali hikmah yang bisa saya petik dari kepanitiaan luar biasa ini. Saya begitu bersyukur masih diberi kesempatan menjadi salah satu BPH dari OKK IM FKM UI 2015.
 
Kita memiliki tagline "Bersatu, Peduli, Berdedikasi." Sebuah tagline yang lahir dari sebuah diskusi panjang di malam hari, diskusi yang dimulai dari masalah-masalah apa yang ada di FKM, solusinya bagaimana dan apa nilai yang akan kita tanamkan kepada mahasiswa baru. Dalam suasana kantuk yang menyergap tubuh saya, ternyata di depan saya, Kak Shenna sang Project Officer sedang berpikir keras untuk menentukan nilainya. Saya hanya malu, ternyata sampai segitunya ya untuk menentukan nilai,

Menjadi seorang panitia ospek fakultas,
Ketika kita sepakat untuk menanamkan 6S (Salam, sapa, sopan, santun, senyum dan semangat) kepada warga FKM, satu minggu kebelakang saya sadar bahwa yang pertama kali harus melakukannya adalah panitianya. Maka, saat itu saya belajar untuk menerapkan 6S kepada seluruh sivitas akademia di FKM. Dari mulai saya turun dari motor kepada satpam, kepada cleaning service yang sejak pagi sudah datang untuk bersih-bersih, kepada mas penjanga mahalum, kepada teman sejawat, kepada kakak kelas yang mungkin belum saya kenali, kepada anak ekstensi dan S2, kepada adik SMK yang sedang magang, kepada dosen-dosen yang mungkin belum saya kenali. Dimulai dari hal sesederhana itu, tersenyum saat lewat, menanyakan kabarnya. Awalnya agak malas karena berpikir "ngapain nyapa orang yang ga kita kenal atau ngapain nyapa mas-mas CS, ntar digodian gitu." Nyatanya, saya merasa hati saya menjadi lebih luas setelah melakukan hal tersebut. Saya jadi lebih bisa ngobrol sedikit dan berbincang-bincang serta menambah relasi baru. Ah iya, setahun yang lalu bukankah saya pernah diajari hal tersebut namun saya abaikan?

Ketika kita sepakat untuk mengadakan dinamika angkatan, saya sungguh berapi-api ketika mengetahui bagaimana cara seluruh panitia menyusunnya. Dari mulai menganalisis sikap para mahasiswa baru, lalu berusaha mencari alternatif cara penanaman nilai bersatu, bagaimana cara membangun suasana haru, bagaimana membangun kesadaran mereka untuk serius mengikuti rangkaian okk, bagaimana pendekatan yang tepat, bagaiama komdis akan menjadi orang yang paling dominan, yang memikirkan setiap kata yang akan terucap, belajar memanusiakan manusia. Oh, sampai segitunya ya.. tidak ada drama disini, yang ada adalah niat tulus untuk membuat kalian sadar bahwa dunia perkuliahan itu berat tak bisa main-main.

Ketika kita sedang berdiskusi tentang tugas untuk maba, sesungguhnya ada rasa yang membuncah dalam hati saya. Setiap detil tugas yang diberikan panitia memiliki esensi yang jelas, dipikirkan berbagai manfaatnya, apakah menyusahkan dan memungkinkan atau tidak untuk dikerjakan, pemilihan kata di dalam booklet juga dibaca dan direvisi satu per satu. Seperti tugas membuat lifeplan seumur hidup, lifeplan mingguan, wawancara, datang ke perpustakaan, tugas resume, baca buku dsb. Hati saya membuncah sekaligus sedikit menyesal karena setahun yang lalu saya mengerjakan tugas tidak dengan sepenuh hati, saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya yang penting selesai. Maka, hari ini aku kembali belajar untuk menerapkan kebiasaan baik seperti menyusun jadwal dan menetapkan mimpi.

Ketika dalam waktu 3 hari saya serta teman-teman seminar harus menghubungi 10 orang pembicara penting untuk menjadi pengenal sistem akademik fakultas, tak terhitung peluh yang keluar, rasa ingin berontak dan marah karena sebegitu mendadaknya. Mungkin salah saya yang tidak memfollow up lebih jauh, tapi saya merasa begitu banyak belajar di seminar PSAF. Bagaimana cara berkoordinasi dengan baik dengan dosen, staf perlap, teknisi, bagaimana harus bertindak cepat, kita sebagai mahasiswa harus memiliki pandangan yang luas dan jelas dalam menyampaikan sesuatu. Ya, di PSAF hari senin, rasanya badan seperti di cincang-cincang. Overall, saya senang karena di akhir pertemuan, dua dosen kece fkm bilang gini "Sukses yaa acaranya. Keren kamu bisa bikin acara kaya gini.."

Saya merasa sangat banyak tamparan yang diberikan kepada saya. Rasa sesal itu ada tapi saya gamau kalian kaya gitu adik-adik. Semangat untuk berkembang menjadi mahasiswa seutuhnya:)

Big thanks to:
Kak Shenna yang mempercayaiku menjadi PJ seminar
Anak-anak seminar, Putri, Apria Retno yang udah abis-abisan buat bikin semua ini
Kak khansa: yang selalu mau memberi masukan terkait materi dan beberapa saran referensi malam.
Kak Ojan yang selalu totalitas sampe-sampe ga mandi
Udin yang loyal ngebuat akhirnya saya nyaman dengan panitia lainnya
dan jajaran panitia lainnya.

MASIH ADA MABIM DAN MAGANG. SEMANGAT!

Monday, August 17, 2015

Satu Bulan Kebelakang

Halo, Assalamualaikum.wr.wb

Lama tak bersua, terakhir ngepos tentang embah. Dan hari ini ternyata embah masih harus dirawat di rumah sakit, hampir sebulan. Karena menulis salah satu cara untuk melepaskan derap hati, menulis sebuah cara menyalurkan rasa, menulis adalah cara berbagi kebahagiaan atau kegelisahan, dengan sekadar menulis, boleh jadi aku kembali belajar bahwa ada banyak hal yang telah aku lalui.

Sebulan ke belakang, aku sedang sibuk mengurus dua acara sekaligus. sok-sok gaya begitulah, ada FRONTIER dan OKK. Kebetulannya dapet job yang sama, sama-sama PJ Seminar.  Hari seminarnya cuma beda sehari, ngeri-ngeri sedap coy. Jadi, ada Gathering Maba 1 hari Jumat 8 Agustus 2015 dan esok harinya, Sabtu 9 Agustus 2015 ada seminar Epidemi Tembakau. Lebih wownya lagi momen ini H-beberapa hari menjelang UAS semester pendek:")

Seru sih. Meskipun dari bulan-bulan sebelumya ga tenang karena pembicara ga ngasih kepastian, TOR belum kelar, fixasi tanggal belum jadi dan momen liburan yang hancur berantakan karena sederet kegiatan ini.
Ga kurang dari  10 hari pasca lebaran udah berkutat bolak-balik kampus buat ngurus ini itu. Bye bye jalan-jalan sama temen, jadi wacana semua deh wkwk.
Disini for the first time ngubungin professor secara langsung, email-emailan langsung loh~ sama Prof Ascobat Gani, salah satu orang yang jiwa kesmasnya luar biasa banget, udah keliling indonesia buat nyari tau akar masalah kesehatan di Indonesia, nerbitin buku pula. Iya, meski cuma jadi korban PHP karena dia membatalkan menjadi pembicara OKK H-satu minggu. Aku sudah bahagia dipanggil dear sama beliau~~

Kalau seminar Epidemi tembakau, hal yang unforgetable adalah waktu ketemu Bu Widyastuti Soerjo, salah satu pemrakarsa adanya gambar seram yang cukup besar di bungkus rokok. Beliau merupakan salah satu pengurus IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). Orangnya zuper baik, kita yang masih receh ini sangat dihargai sama beliau, waktu minta tolong revisi TORnya wuih, detil abis. Mana suka senyum lagi, Dan dia sudah biasa mengampanyekan dan menjabarkan kebobrokan rokok di Indonesia. Aih Si Ibu, semoga kelak bisa menjadi orang yang bermnafaat macem Ibu Tuti:)

Ya, dan segala macam hal teknis yang gitu deh. Kecil tapi bikin puyeng. Bolak-balik backstage-operator. Tapi banyak banget hal yang bisa diambil. Mulai dari ilmu-ilmu pas seminar, bagaimana cara memperlakukan undangan, mempersiapkan cv dan materi pembicara dsb.
Terimakasih kepada Lala dan Ditha yang telah memberiku kesempatan ngurusin seminar nasional yang gils banget ini.
Terimakasih kepada Kak Shenna yang telah memberi kesempatan mengurus seminar Proud to be Public Health serta anak-anakku di seminar, Putri, Apria dan Retno. Yeyy. Semangat geng, ini baru satu seminar. Masih ada delapan lagii haha.

Mengurus dua hal diatas sesungguhnya sangat memakan waktu. Berangkat pagi sekali dan pulang malam sekali, bahkan beberapa malam aku tidak pulang. Resiko mungkin ya, namun tetap saja batinku berteriak, ada rasa yang berbeda. Di rumah, kini dua adikku besar sendiri. Terkadang, aku merasa bersalah ketika sampai rumah mereka sudah tidur. Rumah sepi setelah beberapa minggu yang lalu ramai oleh celotehan kami berlima. Kami sudah kembali ke habitat masing-masing. Nida di Solo, Abdan di serpong dan aku di depok. Huury berkata "Sebenenya Uli gamau ngizinin tuh Ka nida sama bang adan pulang. Ka Silmy juga jangan balik ke IQF dong. Nanti Uli cuma berdua kakak Oi. Ummi masih dirumah sakit. Kan Uli sedih besok-besok pas masuk sekolah.." 
Aih, hati kakak mana yang ga teriris dibilang kaya gitu. Sayang banget sama Huury, tapi mau bagaimana lagi?
Ya, jadi sekali-sekali ketika senggang aku ajak dia ngobrol, bermain, jajan, ngocol-ngocolan sambil memasukkan nilai-nilai ke dia. Cuma itu yang bisa Ka silmy kasih buat kamu untuk saat ini sayang. Akan Ka silmy usahakan selalu ada buat kamu. Maaf yaa kalo ka silmy belum jadi kakak yang baik buat uli:"""

Di tempat yang berbeda, di sebuah kamar di lantai 7 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ummi sedang menjaga embah Kakung. Hampir sebulan rupanya. Pasca operasi di awal bulan lalu, ternyata penyakit lain mulai menampakkan taringnya. Paru-paru embah yang mantan perokok, harus dirawat, maka datanglah dokter spesialis paru-paru. Lalu, ada juga dokter dari Rehabilitasi medik, membantu embah untuk menerapi kakinya agar bisa duduk dan harapannya bisa berjalan lagi, namun embahnya enggan. Datang pula dokter psikiatrik, yang bertanya kondisi kejiwaan embah, terkadang embah sudah ngaco ngomongnya. Dari geriatrik, karena embah udah tua katanya. Ada lagi dokter penyakit dalam, memeriksa tiap bagian yang sakit. Juga dokter bedah plastik, tiduran terus menerus membuat bokong embah luka, cukup besar lukanya sehingga harus diberi perawatan.

Ya Rabb, Cipto itu rumah sakit yang keren banget ya. Lengkap banget, plus-plus. Tapi sebaik-baiknya rumah sakit, selalu ada luka di dalamnya. Muncul berbagai pertanyaan, "Kenapa embah jadi kemana-mana sakitnya? kenapa sampe banyak banget dokter yang nanganin? kapan sembuhnya ya Allah? Kasian embah."
Ummi juga, sudah seminggu kebelakang ummi merawat embah sendiri, pakde yugo harus kembali ke semarang untuk mengurus pekerjaannya. Aku.... sesungguhnya ga tega ngeliat ummi full disana. Ada kekhawatiran lain menerpa. Ditambah, kondisi fisik embah yang serba ngga nyaman menuntut penjaganya untuk mau disuruh-suruh. Untuk beberapa waktu, aku sempat menjaga embah. aku gabisa ngelakuin apa-apa selain stay didepan kasurnya. Entah minta digeser setiap satu menit sekali, minta dinaikin agak keatas, minta digarukin, dipakein balsem, makan, minum dsb. Aku aja lelah, gimana ummi? Ya Allah, kuatkanlah ummiku.

Pada akhirnya aku belajar tentang kesabaran.
Terkadang, ada hal yang membuat kita tidak dapat memilih.
Ada hal yang memaksa kita untuk tetap melakukan sesuatu yang kurang nyaman menurut kita
Ada hal yang membuat kita harus susah payah melawan nafsu yang berteriak 'berhenti saja'
Ada hal yang  menjadikan kita lemah dan berkali-kali harus mencoba menguatkan diri sendiri

Maka, berulang kali aku berdoa "Ya Allah, semoga yang aku lakukan tidak sia-sia."
Semoga serentetan ujian yang Allah beri ini justru menguatkan langkah-langkah kita kedepannya, membuat segala sesuatunya menjadi lebih barokah. 

Rumah sakit memang tempat yang sungguh tidak nyaman untuk pasien dan keluarganya. Rasanya ingin segera pulang. Namun, apa boleh di kata jika kenyataannya harus tetap disana? belum sembuh.

Kuatkan Ummi ya Allah. Semoga embah bisa segera pulih dan bisa kembali berkumpul di rumah:")
Karena aku rindu rumah yang ramai mi~


Oiyaaa Happy Independent Day!
Sejujurnya selalu menunggu tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Namun entah kenapa 17an tahun ini cuma sebentar keluar lalu mengendap di rumah. Meskipun begitu, tidak mengurangi esensi kemerdekaan buat saya. Karena buat saya, kemerdekaan itu bukan hanya seleberasinya tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita mengisinya. Selamat bekerja! Cinta Indonesia apa adanya <3 p="">
Salam sayang,
Silmy Kaaffah

Thursday, July 23, 2015

Masih Kepengen

Bismillahirrohmanirrohim,
Halo apa kabarnya? (kaojan style banget haha)

Hari ini hari yang cukup luar biasa. Hari ini aku kembali diingatkan tentang mimpiku (dulu) haha
Embah Kakung sakit, bonggol tulang paha bagian kanannya mengalami fraktur akibat terjatuh sekitar tujuh bulan yang lalu. Selama empat bulan kebelakang, embah tidak dapat melakukan apa-apa, hanya terbaring lemas di kasur. Sedih, iya. Sampai akhirnya dapat panggilan operasi penggantian bonggol dengan implan yang rencananya akan dilaksanakan hari senin, 27 juli 2015.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, tempat embah di rawat. Katanya, kasus embah itu 'special case' karena patahannya terjadi di daerah yang tidak biasa serta umur yang sudah mencapai 80 tahun lebih. Hari ini, untuk pertama kalinya aku melihat bagaimana cara dokter bekerja. Pagi-pagi sekitar jam setengah 7, belasan dokter (mungkin calon dokter spesialis ortopedi) masuk ke ruangan. Mereka memegang gadget mereka masing-masing, memperbesar foto kondisi kaki kanan embah sambil bercakap-cakap mengenai kasus embah. Sebagian aku mengerti bahasanya, sebagian lagi tidak. Disana, ada satu dokter senior yang menjadi konsultan, dokter-dokter muda yang mungkin sedang praktik bertanya dari A sampai Z. Semua kejadian di runut, di lihat kondisi tubuh secara luas.

Embah lalu menjalani pemeriksaan lagi, rontgent kaki dan toraks, echo yang ternyata adalah USG pada jantung. Aku melihat alat-alat canggih kedokteran, dalam hati aku bertanya "Kok bisa ya cuma ditempeli alat kaya gitu aja bisa kegambar bagaimana posisi jantungnya. detaknya dan apakah jantungnya normal atau tidak. 

Menghirup aroma rumah sakit. Bau obat. Bau orang-orang sakit.

Rasanya, masih seperti dulu. Masih ingin menjadi salah satu bagian dari dokter-dokter itu.
Dulu, aku ingin menjadi dokter karena aku ingin pergi ke Gaza, ingin menjadi dokter yang mengoperasi patah tulang para mujahid yang berjuang. Mimpiku menjadi seorang dokter spesialis ortopedi, yang katanya adalah bengkel manusia. Keren aja ngeliatnya, nyatanya emang keren. Saat tadi dilakukan traksi pada tulang kering embah, aku melihat dengan seksama bagaimana cara membius, menusukkan jarum hingga akhirnya kaki menjadi kebas. Aku melihat dengan jelas bagaimana dokter itu menyayat kaki embah lalu mulai mengebor tulang, cukup berat karena tulang embah sudah mengalami pengerasan akibat imobilisasi, di bor terus sampai besinya menembus tulang dari kiri ke kanan. Lalu memasangkan beban sekitar 5 kg di kakinya. Katanya agar otot yang memendek jadi lebih rilex sehingga memudahkan operasi.

Ah iya, seru sekali sepertinya. Dalam hati kecilku masih bilang "Pengen"
Aku masih gemetar melihatnya, seandainya saya bisa menjadi seorang dokter....
Tapi masa depanku bukan lagi dokter.
Kadang, kita harus ikhlas merelakan apa yang selama ini terbayang begitu menyenangkan. Kadang..

Maka, belajarlah kembali menjadikan mantan mimpi itu sebagai pecutan diri supaya bisa jadi anak kesmas yang luar biasa~

salam,
silmy

Sunday, July 19, 2015

Dear kamu yang masih berjuang..

Kadang kita merasa takdir tidak memihak kita dengan baik.
Kadang kita bertanya "Mengapa harus sesulit ini?"
Kadang kita berpikir "Apakah saya sebodoh ini?"
Kadang kita ingin menyerah, menyudahi perjuangan ini.

Selalu banyak pertanyaan muncul disetiap pengumuman, mengapa jawabannya masih saja selalu tidak? Apa yang kurang? Rasanya saya sudah benar2 berjuang. Salah dimana ya Allah?

Dear kamu,
Mungkin kamu sudah lelah ditanya.
Mungkin kamu ingin melipir aja sendirian tanpa perlu merasa terganggu.
Mungkin kamu ingin menghilang, lenyap dari muka bumi.
Iya, mungkin. Manusiawi kok.

Tapiiiiiii percayalah bahwa ini salah satu cara-Nya untuk mendidik kita jadi manusia yang jauh lebih kuat, lebih memiliki pemaknaan yang berbeda dari teman2 kita, lebih mengenal apa artinya 'berjuang', lebih dekat dengan Tuhan.
Karena pengalaman hidup harganya lebih mahal dari apapun.

Allah telah memilih kamu. Ga semua orang dikasih kesempatan seperti ini.
Maka, jangan di sia-siakan. Selamat berjuang (kembali)
Jangan pernah berhenti berjuang sebelum benar2 buntu untuk berjuang. Karena kita ga pernah tau dimana jodoh kita berlabuh.

Buat yang sudah menetapkan hati untuk ngeronin lagi, gaada kata lain yg bisa terucap selai "se-ma-ngat" kamu akan melalui masa2 luar biasa setahun kedepan. Bermanfaat atau tidaknya, kamu yg menentukan. Selain ronin, kamu bisa mengisinya dengan hal2 yang bermanfaat seperti mengajar, berbisnis, ikut organisasi nonprofit, menghafal al-quran dsb.

Buat yg masih berjuang ikutan ujian-ujian mandiri.. kalian harus jauh lebih semangat ya. Jangan berhenti belajar karena ngerasa udah jenuh. Mending maksain belajar sekarang daripada nunda lagi tahun depan kan? Temen saya ada kok yang di ujian ke-10 baru dapet jurusan yang dia mau. Jadii jangan buang-buang waktu lagi. Ambil buku, baca dan kerjain soal lagi dan lagii. Huahaha semangat gengs!

Buat yang memutuskan kuliah di swasta juga, selamat berjuang! PTN bukan segala-galanya. Masuk PTN ga menjadikan kamu jadi lebih tinggi dan besar. Masuk PTN ga menjamin kamu bakal jadi lebih baik. Masuk PTN juga ga menjadi tolak ukur kita diberkahi. Banyak orang sukses juga lahir bukan dari PTN terkemuka. Semua balik lagi ke kamu, maksimalkan belajarnya, jadilah yg terbaik disana.

Saya bisa ngomong seperti ini karena saya pernah merasakan rasanya. Pahit emang, tapi rasa pahit itu kita yang menentukan, akankah tetap pahit atau akan berubah jadi manis?

Percayalah saat kita berjuang untuk kebaikan, akan ada tangan-tangan yang tak terlihat yang akan membantu kalian. (basi sih, tp jangan berhenti percaya plis)

Semoga setiap usahanya selalu diberkahi.

Kakakmu, yang dulu pernah ngerasain pahitnya ditolak 10x :)
----------------------
Silmy kaaffah
FKM UI 2014

Sunday, July 12, 2015

Allah akan Selalu Memberikan Kesempatan

 

Menghitung hari menjelang kepergianmu.

Aku tak sadar bahwa kamu berjalan begitu cepat. Hari-hari yang ku lalui di bulan ini memberikan banyak hikmah. Aku menjalani bulan ini dengan segala pasang surutnya. Allah sudah beritahu kalau iman kita memang naik turun. Namun yang tak aku sangka adalah bahwa Allah selalu memberikan kesempatan untukku kembali menikmati nikmatnya Ramadhan meski aku berkali-kali tak terlalu serius menjalaninya.

Aku ingat, di awal Ramadhan, semangatku menggebu. List target aku tempel di dinding. Aku sangat optimis bisa mencapai target-targetku. Namun, baru lima hari berjalan, semangatku mengendur. Aku mulai malas-malasan, shalat tarawih sekenanya, tahajjudpun mepet-mepet, tilawah hanya mengejar target satu juz sehari. Aku mulai sibuk mengelist agenda-agenda bukber yang mungkin dapat aku ikuti.

Di pertengahan Ramadhan, aku kembali berpikir bahwa ternyata ramadhan sudah berjalan setengah jalan. Ah iya, aku baru sadar. Kembali ku kuatkan tekadku untuk memanfaatkan sebaik-baiknya. Kembali aku serius mendengarkan ceramah-ceramah sebelum shalat tarawih dan selesai shubuh. Aku kembali menikmati shalat tarawihku, menyimak imam membaca surat-surat hafalannya begitu tenangnya. Tapi, lagi-lagi aku ingkar pada diriku. Beberapa hari usai menguatkan tekad, aku harus menjalani UTS karena aku mengambil semester pendek. Lagi-lagi aku lalai, lupa akan target-targetku.

Lalu tiba-tiba saja Ramadhan tinggal empat hari lagi. enam hari ke belakang, ternyata Allah masih memberikanku kesempatan untuk beritikaf sebanyak tiga kali. Setelah aku memperlakukan Ramadhan seperti itu, ternyata Allah masih masih memberikanku kesempatan. Memberikan kesempatan mendirikan qiyamullail, menyimak imam membaca satu juz. Aku gemetar, nikmat sekali bisa mendirikan sholat di tengah malam secara berjamaah. Nikmat sekali saat bisa perlahan memaknai ayat per ayat yang dibaca meskipun aku tidak tahu artinya. Mendengarkan intonasi imam saat ada ayat-ayat tentang azab, hati ini ikut bergetar dan menangis. Mengamini doa qunut selepas witir. Dan sebuah rasa yang mungkin tak setiap sholat kita dapatkan, ketenangan.

Mungkin ini adalah salah satu mukjizat Ramadhan.
Membangunkan jiwa-jiwa yang sudah lama tertidur.
Menyiram ruh-ruh yang selama ini kering.
Membuat hati kembali bergetar mendengar ayat-ayatnya.
"Ramadhan itu luar biasa bagi orang yang mau memaknainya."

Tak terasa dalam hitungan empat hari kedepan ia akan pergi. Tinggal bersisa dua malam ganjil, 27 dan 29. Akankah Allah memberikanku kesempatan kembali untuk mengisinya dengan utuh?
Dengan penyerahan diri seorang hamba?
Dengan pemaknaan tentang kehidupan serta
Dengan mengisi daya untuk setahun kedepan?

Allah, tolong berikan kesempatan itu kepada kami.

Hambamu yang masih lemah meniti jalanmu,
Silka
Ramadhan, 1436 H





Tuesday, June 30, 2015

Moment dan Foto

Bismillah..

Aku baru liat-liat foto perjalanan dari zaman SMP sampe sekarang di facebook. Bahkan ada foto zaman SD yang ga sengaja nyelip. Ah iya, jika dihitung-hitung sudah lama rupanya ya dunia sosial media merebak di kehidupanku. Aku sudah hidup dua puluh tahun lamanya. Dan foto pertama yang ada di facebookku ada pada tahun 2009. Sudah enam tahun. Dibalik semua foto-foto itu, nyatanya ada sesuatu yang tersimpan.

Perjalanan.
Kata itu mungkin tepat menggambarkan seorang yang sedang berjalan meniti kehidupan.
Di mulai dari saat bayi, masuk ke balita, SD, SMP, SMA hingga kuliah.

Selalu menyenangkan melihat foto-foto zaman dahulu, seakan-akan menghadirkan memori saat waktu lalu.

Satu tahun lalu, ada banyak foto aku bersama pejuang ronin. pejuang calon anak FK yang gagal kecuali frizka dan netty. Ada foto saat kita berkunjung ke UI untuk torsion, saat event doa bersama, saat perayaan ulangtahunku, saat kita makan bersama. Ah, bukankah terlalu banyak momen yang kita lalui gengs? Kalian masih baik-baik aja kan? udah bahagia kan dengan apa yang kalian jalani hari ini? Salam kangen belajar sbmptn bareng luar biasa buat kalian, netty frizka ilo vina hanifa<3 br="">

Dua tahun kebelakang aku masih menemukan foto saat doa bersama di mabit. ku pandangi wajah-wajah kita dahulu, aku... masih kurus. hahaha. wajah-wajah yang dulu sama-sama berjuang menuntut ilmu, ku komparasikan dengan hari ini. Ada temanku yang sudah jadi orang penting di fakultas didekat mui, ada juga calon kuat fusi fakultas biru, ada yang sudah nunjauh dimata, ada yang di kota hujan, dan segala yang dulu mungkin kita mimpikan akhirnya terwujud, mungkin tidak persis. namun secara garis besar 'iya' perjuangan mendapatkan jurusan impian menghasilkan perjuangan di kampusnya masing-masing. Ah, aku hanya rindu kita berkumpul bersama.

Selain itu, ada foto saat aku dan cecen sedang main ke 14 yang masih belum jadi. Itu momen dimana kita habis menjalani try out try out UN. Kita begitu merindukan kehadiran gedung pabrik roti yang lama itu. Dan kita bernostalgia bersama. Aku masih ingat, kita foto semua bagian dari mulai lantai 4 hingga masjid. Hari ini, 14 yang baru sudah berdiri dengan kokohnya.

Ada lagi foto zaman kelas 10. Aku jadi ingat saat aku menjadi kepala suku mereka. Ada banyak rasa bercampur, Disana aku bertemu Lady, seseorang luar biasa yang memiliki pikiran yang keren. Bertemu ukhti-ukhti macem himma intan dina nida. kita suka main ke rumah salah seorang untuk ngerandom gak jelas. Ada juga saat pergi ke ragunan, saat itu saya merasa sedih menjadi ketua kelas yang masih kurang baik. Selain itu ada foto piala kita, piala juara II APSI saat masa MOPDB. Dengan aksi alam, eki, arga yang ga punya malu kita berhasil menang. Aku jadi kembali ingat saat kelas XC memenangkan juara 1 Lomba kasti antar kelas. aku sungguh bangga, dan rasa rindu itu muncul lagi. Hari ini, teman-teman XC ku sudah memiliki kehidupan masing-masing. Ada yang di bandung, solo, jakarta, depok dsb. Jika ada kesempatan, ingin rasanya kembali bercerita:"

Lalu, ada foto keluarga saat acara rutin tahunan diadakan. yaitu menginap di villa bersama keluarga besar abi. Foto-fotoku masih alay, bersanding dengan sepupu-sepupuku. tentu resolusinya kurang bagus.  namun momen berharganya itu yang akhirnya membuat aku mengingat kejadian-kejadian kecil seperti games-games saat acara puncak, menyuapi aba sebelum meninggal, saling membully, berenang bersama. Ah, ini rasanya punya keluarga yang sangat besar.

Dan ada momen saat aku SMP, jalan-jalan sama Iqoh dan Meidha. ke Ragunan, foto-foto random. masih pake celana-,- haha. waktu itu H+ berapa UN gitu, kita dari 41 jalan sampe ragunan. teruuus bersenang-senang, main kartu, makan bekal bersama dan foto-foto. bersenang-senang sederhana ala anak SMP. Ada pula foto jaman kita lagi mabok belajar buat UN di musholla yang waktu itu dicetak di pasar minggu. foto pertama kali ada jerawat muncul. jerawat stress. Haha. Hari ini, Iqoh sudah sibuk di STIS dan meidha di farmasi serta fatim di sekolah desain.

Serta momen SD. Ada fotoku sedang jalan-jalan di boscha bersama sumayah. Mukaku masih putih sekali saat itu, belum terpapar banyak matahari mungkin yaa. Ada lagi foto saat penampilan pensi di mandiri camp. itu antara kelas 4 atau 5. hahaha. lucunya~

Melihat foto masa lalu sama saja merangkai ulang kisah yang pernah dilewati. Mengingat kembali kenangan-kenangan yang ada seraya bersyukur bahwa ternyata Allah memberikan perjalanan hidup yang sesungguhnya sangat indah. Sebelumnya, di tahun 2010 aku tidak pernah membayangkan bagaimana bentukku saat aku mencapai tahun 2015. Namun 5 tahun berlalu nyatanya banyak sekali perubahan yang terjadi. Banyak pemahaman-pemahaman hidup baru yang aku petik. banyak sekali pelajaran dan tempaan yang mau tak mau harus dilewati. Dan semestinya banyak syukur yang patut diucapkan kepada Zat yang Maha Memiliki, Maha Kuat, Maha Penyayang. Zat yang akan selalu membimbing hambaNya untuk mengaktualisasikan diri menjadi lebih baik lagi.

Sungguh, benar sekali firmannya di surat Ar-Rahman "Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?"

Maka, hari ini jika masih banyak hal yang mengganjal. Masih banyak hal yang kita hujat sebagai ujian dan penderitaan. Jika masih ada hal yang pernah kita sesali.. Percayalah bahwa itu merupakan penggalan dari kehidupan kita. Selain percaya, kita memilki tanggungjawab lebih, yaitu belajar dari yang ada. belajar dari kesalahan-kesalahan. belajar memperbaiki.

Semoga momen-momen yang kita lewati pada akhirnya akan membuat kita semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta. Aamiin.

Ramadhan hari ke13:)

Saturday, June 27, 2015

Bismillahirrohmanirrohim.

Halo, apa kabar?
Kemarin, baru saja menyaksikan dua orang kakak yang baru saja selesai sidang. Selesai S1.
Lega? Pasti.
Senang? Iya, perjuangannya ga tidur-tidur berbuah manis.
Haru? Sangat, bisa mempersembahkan gelar sarjana kepada orangtua.

Ah iya, saat itu semua orang berbahagia. orang-orang akan berbondong-bondong memberi selamat, mengajak salaman, memberi pelukan hangat, memberi bunga. Indah bukan mendapat perhatian dari begitu banyak orang disekitar kita?

Tapi, dibalik itu semua, aku gemetar.
Sebuah pertanyaan besar akan muncul, setelah ini mau apa?
Pertanyaan singkat namun menggelitik hati terdalam.
Sangat baik ketika akhirnya kita sudah memiliki plan hidup yang sudah matang. Kita akan tau mau kemana kita setelah melalui jenjang perguruan tinggi ini. empat tahun menjalani hari sebagai mahasiswa, dengan berbagai idealisme yang dimiliki, dengan berbagai paparan informasi baru, dengan pemahaman yang pada akhirnya kembali ke diri masing-masing.
empat tahun bukan waktu yang sebentar, menjalani hidup bersama teman-teman. Namun pada akhirnya kita akan kembali kepada kenyataan hidup bahwa kita memiliki jalan cerita masing-masing. Kita yang akan menyusun jalan cerita kita sendiri. Apa mau S2. kerja diperusahaan atau rumah sakit atau di departemen kesehatan, membuka usaha, menjadi ibu rumah tangga, menjadi asdos dan beragam kemungkinan-kemungkinan lain yang selalu ada konsekuensinya.

Ah, iya bukankah terbukti sudah waktu begitu cepat berjalan tanpa bisa kita cegah untuk sekadar berhenti beberapa detik?

Ah iya, hari ini aku baru masuk ke semster tiga. lalu, dua tahun lagi teman-tema SMA ku sudah akan lebih dulu lulus, di wisuda. Selanjutnya, dalam jangka waktu tiga tahun kedepan (insyaAllah) aku juga akan di wisuda. Lulus dari universitas. Lalu, kamu mau apa?

Entahlah, aku juga masih akan menerka-nerka seraya berusaha merencanakan sebaik mungkin. Kemarin juga, aku sempat berdiskusi dengan seorang teman. Katanya dia setelah lulus ingin jadi dosen atau buka usaha, dia gamau kerja di kantoran padahal jurusannya ekonomi. Dengan menjadi dosen atau membuka usaha, menurutnya, kita akan lebih bisa mengatur waktu kita sendiri. Gak kaya kerja kantoran yang menghabiskan waktu berjam-jam, "Nyari duit sampe kaya gitu ya, kalo aku mah yang penting kaya gini, udah cukup.." Aku suka statmentnya.

So, what do you want? Semoga papan mimpinya segera jadi ya:)

Karena saat ada ribuan orang yang pergi, akan ada ribuan orang yang datang.

btw di asrama aku tinggal menghitung hari loh. Dari yang H-60an sampe sekarang H-7. dari bulan september sampe bulan juli tinggal bareng sama orang macem mereka. Ah Allah, Engkau selalu memberikan banyak pelajaran diantara potongan hidup ini. Meskipun aku suka dibully, tapi aku sudah belajar bagaimana cara membully sekarang. wkwk. maafkan segala khilafku yah teman-teman dan kakak-kakak. Sesungguhnya aku menyayangi kalian apa adanya. bakal kangen banget sama celoteh dan ledekan tentang nikah setelah buka puasa ini, ledekan uda-uni, mas-mbak, ledekan tentang kaburo maqtan, ledekan tentang ceplas-ceplos, tentang tes juz yang ga kelar-kelar, tentang pembicaraan serius kita. Iya, bakal kangen. Terimakasih sudah menjadi salah satu dari puzzle hidupku asrama sumayah:")

Semangat ber-Ramadhan ria:) semangat bertes juz ria:) semoga Allah memudahkan. Barakallah!

Wednesday, June 17, 2015

HALO RAMADHAN

Bismillahirrohmanirrohim.
Halo! Assalamualaikum. Hari ini udah masuk Ramadhan.
Iya Ramadhan.

Aku merasakan kebahagiaan yang berbeda pada Ramadhan tahun ini. Jika tahun lalu, saat hari pertama Ramadhan aku cenderung berharap mendapatkan kabar baik dari SBMPTN, tahun ini atas izin Allah aku bisa menjadi mahasiswa UI. Bukan menjadi anak UInya, tapi proses-proses yang terjadi selama setahun ini sungguh luar biasa:") aku tak pernah membayangkan jika akhirnya hari-hari yang ku lewati begitu berwarna. Ada kebahagiaan, kebeleran, kekesalan, tangisan, kelemahan, keberanian, keanggaan, haru biru, persaudaraan dan berbagai rasa yang mungkin tak dapat aku sebutkan satu persatu,

Menjadi bagian dari Indonesia Quran Foundation merupakan salah satu berkah yang tak terhingga. Sejujurnya di awal masuk asrama ini aku agak kurang niat. Tapi ternyata disini aku mendapat banyak pelajaran dan pemahaman yang tak ku sangka. Hari ini, tinggal 17 hari lagi bersama mereka. bersama anak-anak Sumayah dan Karimah.

Ya Allah, waktu begitu cepat berjalan. Aku selalu menitikkan air mata jika membaca rabithoh dengan sungguh-sungguh. Semoga doa-doa kita akan diijabah oleh Allah SWT.

Memasuki bulan pembinaan, membuat kita tidak bisa bersikap biasa-biasa saja. pahala berkali-kali lipat dijanjikan oleh-Nya. Semoga kita bisa sama-sama menjangkau Ridho-Nya. menatalaksanakan target-target yang kita buat. Menjaga kesucian niat dan hati kita dan semoga dilancarkan tes juznya.

Selain itu aku harus menjalani Semester Pendek. Haha, antara ambis atau apa ya~ dasar gizi dan kepemimpinan, please be mine! A ya Allah. hehe

Masih running OKK FKM juga... semoga diberikan kekuatan untuk merancang seminar yang terbaik buat dede-dede unyuuu.

Dua organiasasi di FKM sudah melaksanakan EPT dengan keren sekali. aku sangat menghargai setiap evaluasi yang ada. karena organisasi tanpa evaluasi akan mati. Ya, that's true. semoga bisa diperbaiki apa-apa yang harus diperbaiki.

Malam ini penuh dengan segala ke-semoga-an. anggap saja ini doa yah:")

Ramadhan, bersihan hati. Kuatkan niat.
Bismillahirrohmanirrohim.

Saturday, May 23, 2015

Pengertian Baru

Bismillahirrohmanirrohim.
Halo apa kabar hati? Semoga baik-baik saja ya. Karena hari ini aku baru menyadari sebuah pengertian hati yang sebenarnya. Hati yang bersih adalah hati yang terikat kepada Allah. Hati yang selalu bermuara kepada Allah. Hati yang bersih adalah hati yang mendesak pemiliknya untuk menjadi orang yang mampu kembali kepada Allah dan mampu mengimbangi kekuatan hatinya, keaktifannya, kesungguhannya, penghambaannya dan keimanannya.

"Allahumma laa takilnaa ilaa anfusinaa"
(Ya Allah janganlah Engkau serahkan kami pada diri kami sendiri."

Hari ini, tepat seminggu sebelum aku mencapai kepala dua. Aku mendapat sebuah pemahaman baru mengenai hati. Rasulullah pernah berkata "Ada segumpal daging di dalam tubuh manusia, yang apabila ia baik, maka baiklah keseluruhannya dan apabila ia buruk, maka buruklah keseluruhannya."
Segumpal daging yang dimaksud disana adalah.. hati. Jadi hati memiliki pengaruh besar atas apa yang kita lakukan. Hati yang membuat kita akhirnya bersikap seperti ini dan seperti itu. Hati pula lah sumber dari segala rasa yang ada. Baik itu rasa nyaman, tenang, adil, damai, sentausa, gelisah, takut, hampa, putus asa. Semua berasal dari hati kita.

Dari hati pula-lah pada akhirnya terimplementasi laku kita. Bagaimana kita bersikap, itu tergantung bagaimana hati kita.

Terimakasih untuk hari ini ya Allah. Engkau benar-benar menamparku seraya mengulurkan tangan-Mu. Engkau membuatku mengerti tentang apa yang salah pada diriku. Aku tahu Engkau tidak akan pernah membenturkan dua buah kebaikan. Maka disitulah aku bersyukur karena Engkau mengingatkanku.
Lewat beberapa kejadian hari ini. Aku akan belajar untuk berbenah. Tentu dengan bantuan-Mu ya Rabb. Jangan pernah tinggalkan aku.

Karena Engkaulah sebaik-baik tempat berlindung:")

24-05-15
2:32 dini hari

Saturday, May 9, 2015

Grup di Sosial Media?


Pernah gak sih ngerasain mumet dan pusing melihat handhone? Sampai cuma cek line atau whatsapp, lihat notifnya, scroll aja ga dibuka pesannya? Jujur deh... fenomena seperti ini banyak dialami di zaman dimana zaman sudah berubah. Dimana kecanggihan tekhnologi dengan mudah membuat orang yang berada di belahan dunia manapun bisa berkumpul dalam suatu wadah di sosial media. Ya, di era smartphone sudah menyentuh berbagai kalangan baik tua, muda, miskin kaya.

Di era smartphone yang sudah sangat hits ini, sangat memudahkan untuk diskusi atau membicarakan sesuatu yang tidak selesai dibicarakan saat bertemu langsung. Fenomenanya, hampir di semua kondisi dibuat grup-grup kecil untuk berdiskusi. Hingga pada akhirnya banyak grup bertumpuk di line atau whatsapp. Efeknya, waktu-waktu yang harusnya kita gunakan untuk beristirahat, justru tersita dengan mengecek satu persatu grup yang ada. "Takut ketinggalan info" itu alasannya.

Di sisi lain, jika sudah mumet dan pusing melihat handphone, bisa jadi muncul rasa ketidakpedulian terhadap grup yang ada. Ada dua kemungkinan, dia hanya membuka pesan tanpa membacanya atau membiarkan pesan itu bertumpuk di hpnya sampai beberapa waktu. Efek yang ditimbulkan karena hal ini, bisa membuat kita tidak tahu keadaan yang ada sehingga pada waktu yang diperlukan justru kita tidak muncul, membuat orang lain kecewa karena kita tidak merespon atau bisa jadi muncul perkelahian karena dianggap kita berlepas tanggungjawab atas apa yang kita kerjakan.

 Hal-hal seperti diatas memang marak terjadi. Pasalnya, kita seperti dituntut untuk mengecek hp setiap saat agar kita bisa efektif memanfaatkan smartphone kita. Tapi di sisi lain, kita juga memiliki kehidupan nyata yang perlu diurus. Jadi, serba salah rasanya. Semua kembali lagi, kita yang berhak menentukan kehidupan kita. Mau kita update terus tapi kita ansos di lingkungan sekitar kita, sampai kalau dipanggil ga nyahut, kalau diajak ngobrol ga nyambung. Atau kita mau ansos di sosial media yang jadi gatau updatean terbaru? Atau mau menyeimbangkan semuanya?

Kita hanya perlu memanajemen waktu kita untuk berinteraksi dengan smartphone kita. Harus mulai diatur pesan mana saja yang perlu untuk dibalas. Pesan mana saja yang cukup kita baca sekilas saja. Atau di grup mana kita harus intens di dalamnya. Belajar dari beberapa grup yang saya miliki, jadi kita memiliki waktu-waktu khusus untuk berdiskusi. Misalnya hari Sabtu malam jam 20.00 sampai jam 22.00. Efektifkan waktu-waktu itu untuk benar-benar total di dalamnya, membahas masalah acara atau tugas kampus. Lalu setelah itu kita harus kembali ke dunia nyata kita, mengerjakan tugas lain yang perlu diselesaikan. Jangan justru keasyikan chat sehingga tuga lainnya terbengkalai atau mengerjakan asal-asalan karena menjelang deadline.

Ingat kembali apa tujuan menggunakan smartphone, memudahkan kita kan? Bukan justru menyulitkan kita. Jadi, manfaatkan smartphone dengan teknik tepat guna. Gunakan ia pada saat yang tepat dan berikan batasan waktu. Jaga kesehatan, jangan tidur terlalu larut karena asyik dengan handphone kita. Tubuh kita berhak istirahat dari kejemuan melihat layar handphone.

Karena kita, adalah calon-calon  pemimpin yang harus belajar mengefektifkan waktu dan tekhnologi sedari dini. Semangat berkarya di zaman yang cukup menggerakkan jemari lalu kau kuasai dunia!

10 Mei 2015
Menjelang siang hari,
Silmy Kaaffah




Sunday, May 3, 2015

Pemuda Indonesia, Belajar dari Eyang Habibie


padamu ibu pertiwi, padamu pahlawan,
padamu pejuang yang dikenal atau tidak dikenal
terimalah persembahan kami, generasi penerus
karya kami teknologi canggih umat manusia,
kami kuasai, kami miliki, kami kembangkan, kami kendalikan
mandiri untukmu, Ibu Pertiwi
semangat, tekad, tak kenal lelah dan tak kenal menyerah
semangatmu pejuang bangsa Indonesia dan di alam baka
kami lanjutkan sepanjang masa..


Puisi diatas merupakan puisi pembuka yang Pak Habibie bacakan di depan ribuan pemuda-pemudi calon penerus bangsa di Balairung UI, 29 April 2015.

Merupakan sebuah kehormatan bagi saya bisa mendengarkan secara langsung apa yang Bapak Habibie sampaikan. Dengan gaya bicaranya, dengan lantang dan yakin membacakan puisi yang dibuat hampir dua puluh tahun lalu. Saat itu, ia sedang berdebar. pasalnya, puisi itu ia buat satu jam sebelum pesawat N250 resmi diluncurkan. Di tahun yang sama, nyatanya Indonesia sudah mampu untuk menghasilkan karya yang membanggakan, ada kapal-kapal canggih produksi PT PAL serta lokomotif yang dibuat oleh PT INKA.

Hal ini menunjukkan bahwa kita, sebagai anak negeri, perlu bangga bahwa Indonesia dapat menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat hingga hari ini. Bahwa sejatinya, Indonesia merupakan bangsa yang pintar, yang bisa bekerja keras dan mampu untuk menjadi bangsa yang mandiri. So, don't worry. Bangsa kita punya banyak orang pintar. Hanya bagaimana membuat orang-orang pintar itu tersadarkan bahwa negeri ini butuh mereka.

Dewasa ini, kondisi negeri kita memang dikatakan tidak dalam kondisi baik-baik saja. Perekonomian dan perpolitikan yang tidak stabil berdampak pada banyak hal seperti tidak terpenuhinya kebuthan pangan, angka kesehatan yang rendah, berubah-ubahnya sistem kurikulum pendidikan, konflik antar ras dan angama, dan berbagai masalah lain yang sesungguhnya hanya soal bagaimana mengelola diri.
Jika bukan anak bangsa, siapa lagi yang akan membangun bangsanya?  Jiwa muda, merupakan jiwa yang tidak mau kalah dan tahan atas kelelahan. Jiwa muda selalu bersemangat melaksanakan perubahan. Perubahan yang memberikan kesejahteraan bagi bangsanya.
-Eyang Habibie
Melihat kondisi demikian, saya tersadarkan kembali untuk ikut andil dalam membereskan permasalahan di negeri ini. Benar sekali kata Eyang, bahwa perubahan merupakan kunci dari kesejahteraan. Dengan adanya perubahan, otomatis akan ada pergerakan. pergerakan yang akan memicu adanya perpindahan dari hal-hal buruk menjadi hal-hal baik. Maka, lakukan perubahan sekecil apapun itu.

Namun, perubahan yang dilakukan harus pula melaui tahapan-tahapan perhitungan. harus benar-benar diperhitungkan, bukan asal susun rencana lalu selesai. Jika kita adalah seorang insinyur, jangan kita hanya fokus pada dunia per-engineering-annya saja. Tapi masukilah dunia lain seperti perekonomian, hukum dan kesehatan. Begitu pula untuk bidang lain, jika kita seorang ekonomi jangan segan-segan ikut andil dalam permasalahan kesehatan, sosial dan teknologi. Jadi, intinya kita harus bekerjasama, bahu-membahu menuju satu tujuan, yaitu Indonesia yang lebih baik.

Sebagai pemuda, kita merupakan tombak perjuangan bangsa. Eyang Habibi terlihat sumringah sekali saat melihat begitu banyak orang yang peduli kepada nasib bangsa ini. "Dahulu, orang yang memikirkan bangsa Indonesia, satu bus saja tidak penuh jumlahnya. Namun hari ini, disini, saya bisa melihat ada ribuan orang yang masih mau memikirkan nasib bangsanya. Sungguh, saya bangga dan percaya Indonesia akan lebih baik."

Bukti konkret kepedulian kita, kita harus menjadi manusia yang produktif. Produktivitas seseorang bergantung pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan tekhnologi. Yang bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat luas, yang bisa diterima oleh bangsa kita. Kita harus menjadi bibit-bibit unggul yang mampu menunjukkan kualitas kita dihadapan dunia. Membawa nama baik Indonesia, bukan lagi membawa nama suku, ras, dan daerah. Bersatu untuk membentuk Indonesia menjadi bangsa yang memiliki eksistensi tinggi dan madani.

Maka, jangan pesimis untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang memiliki harga diri tinggi. Selalu ada harapan, cita-cita dan dukungan dari pejuang Indonesia terdahulu, yang mungkin belum bisa mewujudkannya. Kita lah yang bertugas untuk melanjutkan estafet perjuangan mereka. Jangan biarkan perjuangan mereka menjadi bias karena kita. Eyang Habibie, di usianya yang ke-79 berkata bahwa tidak ada kata pensiun buatnya, ia hanya akan pesiun saat menghembuskan napas terakhir. Saya baru akan tenang jika saya bisa melihat anak cucu saya tenang dan bahagia di negeri ini. Jangan kecewakan mereka karena kemalasan kita.

Tidak ada makan siang yang diberikan cuma-cuma, sama halnya dengan kemerdekaan kita. Kita juga harus membayar untuk mendapatkan kemeredekaan kita kembali bukan?
Karena ketika kondisi dan keadaan yang kita miliki tidak mendukung, tidak ada jalan lain selain tegak berdiri, melewatinya dengan semangat perjuangan dan hati yang lapang.
Kerikil yang ada bukan untuk dikeluhkan, tetapi untuk dilewati. Akan ada masa dimana kerikil itu tidak akan lagi menjadi penghalang kita.
Belajarlah membangun negeri, dengan cara-cara sederhana.
dengan hal-hal yang bisa kita upayakan
Belajar dengan tekun di bidang yang kita jalani,
totalitaslah dalam berkarya
serta, miliki rasa peduli pada bangsa ini.

Dari saya yang sungguh jatuh cinta pada pemikiranmu Eyang,
Semoga Eyang selalu diberikan kesehatan dan keberkahan hingga di akhirnya.

Cucumu,
Silmy Kaaffah
FKM UI 2014.



Saturday, April 25, 2015

Embah Putri

Jika kita berbicara tentang kehidupan, kita berbicara tentang masa kini dan masa depan, kadang juga masa lalu.

Sepertinya, di tahun 2014-2015, bukan lagi membicarakan. Namun belajar secara langsung mengenai kehidupan. bahwa takdir bisa berubah kapan saja, bahwa tiada yang abadi di kehidupan ini, bahwa kebahagiaan bisa serta merta berubah jadi kesedihan, bahwa banyak hal yang tidak dapat kita terka bagaimana kedepannya.

 Lima puluh hari setelah kepergian embah putri. Siti Komariyah.
Saat itu, aku selesai presentasi untuk mata kuliah MPKT B. Presentasi yang cukup menguras tenaga dan hati. Saat itu, pukul 14.00 aku mengecek hpku. Ada 8 miscall masuk dan 3 sms. Isinya, "Silmy, tolong ke pondok kelapa. Mbah Uti masuk ICU, tolong jagain mbah kakung ya."
Seketika, jantung ini yang tadinya dilanda kekesalah berubah menjadi berdebar tak tentu, aku izin keluar kelas. mencari fakta yang terjadi. Why? Kok bisa? Mbah Uti?

Aku mendapat kejelasan dari Bude Dewi, katanya gula darah mbah uti melonjak tajam jadi 400. Padahal mbah uti diabetes. Dikirimi foto mbah sedang tertidur di rumah sakit. Ya Allah. Seketika, ku ubah semua jadwalku. Rapat, syuro, kepanitiaan, tugas, ku tinggalkan semua.

Aku melaju menuju pondok kelapa, rumah embah yang selama ini menjadi tempat bermukim sementara saat aku sedang kelelahan,
rumah dimana aku bisa beristirahat dengan nyaman,
rumah dimana aku biasa bertemu dengan orangtua yang kesepian,
rumah dimana aku biasa berbincang-bincang mengenai perjalanan.
Rumah dimana aku selalu ditanya "Udah makan belum silmy?" padahal baru setengah jam lalu embah uti menyuguhkan bubur ayam kepadaku.
Rumah dimana saat aku datang lalu ditawari coffe mix kesukaanku.
Rumah dimana saat Ramadhan setidaknya aku menghabiskan waktu 3 hari disana.
Rumah yang selalu dikunjungi saat lebaran haji dan lebaran ramadhan.
Rumah dimana aku bisa menonton tv lama.
Rumah dimana aku merasa waktu berjalan cepat.
Rumah dimana aku lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Rumah kasih sayang dua orang tua yang sudah lanjut usianya.

Aku sampai disana pukul 18.37. Saat itu ku lihat ambulans sudah berada di depan rumah. Yang ku pikir adalah "Wah embah udah sembuh ya... udah bisa pulang ke rumah."
Namun kenyataan yang ada sebaliknya. Saat aku masuk ke pintu, sesosok jenazah ditutupi kain batik coklat terbaring. Ya Rabb, ada apa ini? Aku masuk dan sesenggukan. Ternyata, ini waktu yang telah dijanjikan untuk embah putri. waktu akhir hidupnya. Ku buka kain batik itu, wajah itu, masih wajah mbah utiku. Seperti orang tertidur, hanya bibirnya agak pucat.
Ku tatap wajahnya lamat-lamat, ia masih menggunakan kerudung merah. namun tak ada tarikan nafas di dadanya. kakinya pun dingin. embah, cepat sekali engkau pergi.
Beberapa jam kemudian orang melayat datang silih berganti. Adikku yang ada di solo dan di serpong di kabari. Mereka berangkat malam ini dan esok pagi. Puluhan atua bahkan ratusan tetangga datang, menyatakan duka cita. bercerita bagaimana embah hari minggu sebelumnya meminta maaf, bagaimana embah menghadiri acara lansia dengan wajah yang berbeda. bagaimana secepat ini, tanpa tanda-tanda.
Hari minggu sebelumnya, aku sedang sendirian dirumah. tiba-tiba telepon berdering, embah uti ternyata. beliau berkata "Silmy, hati-hati ya embah abis nonton di tv sekarang banyak orang jahat. Jangan pulang malam-malam ya." ku jawab "Iya embah. Embah udah makan belum?" "Udah tadi, pake bubur ayam. Silmy?" "Udah juga mbah, tadi pake nasi uduk. hehe." "Yaudah kalo gitu.. udah ya. Assalamualaikum." ku jawab "Waalaikumsalam."
ternyata, itu percakapan terakhirku dengan embah. Dan saat itu, embah yang sudah lanjut usianya, menelepon sampai dua kali. mengingatkan hal yang sama. Embah.. aku kangen.

Malam menjelang, lewat tengah malam, rumah embah masih ramai. Ada hampa menerpa dada di keramaian ini. Terkadang, kita merasa sepi padahal di sekeliling kita ramai. Aku membaca hafalanku, yang masih belum genap satu juz. aku hanya ingin embah mendengar, cucunya sedang menghafal Al-Qur'an loh. aku sering minta di doakan supaya semuanya lancar. Dan embah pasti selalu menjawab "Iya, embah selalu berdoa yang terbaik untuk cucu-cucu embah." Ku ingat bagaimana senangnya embah saat tahu aku, nida dan fika sama-sama mendapat kuliah tahun ini. Bagaimana embah bersyukur karena ketiga cucunya, ketiga gadisnya bisa melanjutkan studinya lebih tinggi.

Pagi hari, wajah embah semakin pucat, aku mencoba memeluknya, pelukan yang tak akan lagi dapat ku lakukan. Embah, semoga embah baik-baik disana, dilapangkan kuburnya, diterima segala amalannya. Aku membantu memandikan.
Saat itu aku benar-benar belajar bahwa siapa sih kita? apa yang bisa kita sombongkan jika untuk mandi saja kita tak mampu di suatu hari nanti? bahkan untuk sholat saja harus disholatkan?
Lalu dikafani, lalu proses berpamitan. satu persatu, anak-anaknya mencium. diikuti menantu dan cucunya. hanya mbah kakung yang tidak mencium karena masih sakit dan terbaring di kasur.

Dan itu adalah pertemuan terakhirku dengan embah putri. pertemuan terakhir di dunia. namun insyaAllah bertemu kembali di surga. Aamiin.


Some condition has changed. Dunia seakan berputar seratus delapan puluh derajat untuk embah kakung. Tadinya, selalu ada embah uti yang sedia untuk dipanggil saat butuh sesuatu. embah kakungku sakit, bonggol tulang pahanya remuk akibat jatuh. sehingga ia menghabiskan waktunya di tempat tidur. Meski tak jarang aku melihat mereka ribut karena hal-hal kecil, kadang mereka mengeraskan masing-masing suaranya. namun, nyatanya, pasangan yang sudah lebih dari lima puluh tahun menjalani bahtera rumah tangga dengan berbagai macam kondisi, merasa kehilangan separuh jiwanya juga.

Usai pemakaman, raut wajah embah kakung biasa saja, tak tampak rasa kesedihan. namun, semua bermula saat perlahan orang-orang (re: keluargaku) mulai kembali ke kehidupannya masing-masing setelah berkumpul melihat embah uti untuk yang terakhir kalinya. Rumah yang tadinya lebih sering diisi berdua itu, kosong. sunyi. sendiri. Ummi terkadang bolak-balik kesana. namun tetap berbeda rasanya. hingga akhirnya embah kakung dibawa ke rumahku.

Bukan sekali dua kali embah kakung berteriak memanggil "Bu... Bu.." itu adalah panggilan embah kakung untuk embah uti. Iya, itu, begitu. Saat ku hampiri, dan ku jawab "Mbah, mbah uti kan udah ngga ada.." lalu ia istighfar. "Embah lupa silmy.."

Tiba-tiba saja hatiku teriris. Iya, meski selama ini mereka terlihat kurang harmonis, namun saat akhirnya maut yang memisahkan, jauh di lubuk hati embah kakung terdalam, ia sangat mencintai embah uti. pikirannya melayang saat muda dulu, saat awal membangun rumah tangga. Ya Allah, aku jadi terenyuh.

Iya, embah uti. Aku kangen. Kangen sekali. Aku kangen dipeluk embah. Aku kangen embah tanyain udah makan atau belum. Aku kangen dinasihatin sama embah. Ngga nyangka lebaran tahun ini embah udah ga bareng lagi.. engga nyangka:" Semoga embah baik-baik aja yaa mbah. semoga disana embah bisa jauh lebih menikmati hari-harinya, seperti saat bagaimana embah tersenyum di terakhir kalinya.

"Ketahuilah, bahwa kehilangan akan selalu memberikan dampak. Baik itu terlihat atau tidak. Baik itu sebentar atau lama dan Baik itu bermakna atau tidak."

Ya Rabb, jagalah embah.
Rabbighfirli wali wali dayya warham humaa kamaa rabbayani shoghiro. Aamiin,

Salam cinta dari cucu pertamamu,
Silmy Kaaffah

Thursday, April 9, 2015

Saya Disini Karena..

Hidup dengan kumpulan kepentingan itu memang kadang melelahkan
Ada waktu dimana kita merasa lelah. Ada waktu dimana terjadi senggol bacok saat kita merasa kita yang paling banyak bekerja. Ada juga waktu dimana kita baper, semua orang rasanya salah. cuma kita yang benar

Dan ada saat-saat mengesalkan lainnya.
Begitulah hidup. Apalagi jika hidup dalam lingkungan dimana rasanya semua memberikan tekanan yang sama-sama berat dan sulit dipilih. Dalam sebuah organisasi, tentu tidak semua orang memiliki karakter yang sama dengan kita karena kita berasal dari berbagai macam latar belakang dan kondisi.

Mungkin terkadang, ingin rasanya berkata "Sudah cukup, sampai disini saja." atau "Yasudahlah, lebih baik saya selesai saja."

Tapi, inget lagi bro, kenapa kamu memilih untuk menerima amanah, jika akhirnya kamu menyerah di tengah jalan? Cukup selesaikan apa yang telah kamu pilih, bertanggungjawablah atas apa yang telah kamu iyakan kepada orang lain.

Ingat, kenapa bisa sampai sejauh ini? apa aja yang sudah didapatkan?
Kembalikan niat dan tujuanmu disini. kita bergerak berdasarkan tujuan. tanpa tujuan, untuk apa kita disini.
Tujuan itu yang pada akhirnya akan menjadi alasan dan penguat untuk tetap bertahan.

Saya disini, karena saya ingin memberikan kebermanfaatan.
Saya disini, karena jasa-jasa orang sebelum saya yang tak akan pernah impas terbayarkan meski saya telah berbuat banyak
Saya disini, karena panggilan hati
Saya disini karena ingin melanjutkan estafet perjuangan, atau
Saya disini, karena cinta.

Akan ada banyak alasan untuk bertahan. Lalu mengapa memilih meninggalkan?

Buat kamu yang mungkin merasa lelah,
yuk refleksikan diri kembali.

Friday, April 3, 2015

Gini ya Kuliah..



Bismillahirrohmanirrohim.
Halo. Sekarang baru tau rasanya jadi anak kuliah beneran. wkwk. sekarang jadi tau alesannya kenapa kalo lagi ngepoin blog temen-temenku mereka jarang ngepos. Kuliah sibuk ya bro:")

Aku masih bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk mencicipi bangku perkuliahan. Meski kadang banyak ngeluhnya, belum benar-benar memanfaatkan waktu kuliah dengan baik. Tapi, pernyataanku beberapa bulan yang lalu bahwa "Kuliah itu menaikkan kapasitas hidup kita." itu benar sekali.
Disini, jadi tau kalo peran mahasiswa bukan cuma belajar aja. tapi juga ada bagian pengabdian masyarakatnya.
Jadi tau kalo presentasi yang baik itu harus lebih banyak gambarnya daripada tulisan. Harus berbicara kepada audiensi dengan kata-kata baku dan jelas.
Jadi tau kalo komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting (matkul RIK banget)
Jadi tau kalo bahasa inggris itu kudu wajib dan harus bisa supaya memudahkan semuanya
Jadi tau kalo kita bisa loh bikin penelitian dan program kreativitas mahasiswa lainnya
Jadi ngeh kalo ilmu itu gakakan pernah abis, ilmu yg kita punya cuma secuil dari air di lautan
Jadi berasa kalo jadi organisatoris itu harus bener-bener profesional.
Jadi tau kalo kita punya cara masing-masing dalam menjalani hidup
Dan jadi tau lainnya yang gatau bakal kelar kapan kalo ga dibahas sekarang. wkwk

No Pain, No gain.
Gakada perubahan kalo ga ada yang ngerasain tempaan yang menyakitkan.

Kadang, yang memusingkan dan menyibukkan itu yang akan dirindukan.

Salam rindu dari depok.

*postingan yang tertunda akibat koneksi internet*